Lima Pekan Tidak Ideal untuk Gelar Kompetisi LI

By Sabtu, 18 Februari 2017 | 08:11 WIB
Sekjen PSSI, Ade Wellington (tengah) dan Deputi Sekjen Bidang Sepak Bola, Fanny Riawan (kiri), saat berjumpa dengan wartawan Tabloid BOLA dan JUARA.net di Palmerah, Jakarta, pada Kamis (2/2/2017).
WESHLEY HUTAGALUNG/JUARA.NET
Sekjen PSSI, Ade Wellington (tengah) dan Deputi Sekjen Bidang Sepak Bola, Fanny Riawan (kiri), saat berjumpa dengan wartawan Tabloid BOLA dan JUARA.net di Palmerah, Jakarta, pada Kamis (2/2/2017).

Waktu pelaksanaan kompetisi sebagaimana rekomendasi Kongres Tahunan PSSI sudah semakin dekat atau sekitar lima pekan lagi. Sudah sejauh mana persiapan juga masih abu-abu.

Penulis: Ferry Tri Adi/Andrew Sihombing

Operator kompetisi memang sudah ditetapkan, yakni PT Liga Indonesia Baru, tapi susunan pengurusnya belum juga ketahuan. Jika menilik kilas balik di kompetisi sebelumnya, lima minggu bukan waktu ideal untuk merencanakan liga.

Sekretaris PT Liga Indonesia (LI), Tigor Shalom Boboy, menjelaskan bahwa perencanaan musim baru liga idealnya satu tahun sebelumnya.

Sementara itu, waktu persiapan yang realistis bisa memakan waktu dua sampai tiga bulan.

“Dari Liga Super Indonesia (LSI) 2008-2014 biasanya PT LI merencanakan satu tahun sebelumnya untuk musim baru liga. Pasalnya, kami harus menyesuaikan dengan kalender internasional seperti AFC atau AFF,” tutur Tigor kepada BOLA, Kamis (16/2/2017).

"Tahun genap juga beda ajangnya dengan tahun ganjil. Belum lagi agenda daerah dan nasional seperti Idul Fitri, pemilihan kepala daerah (pilkada), dan lain-lain. Kami merancang sedemikian lama agar durasinya pas," ucapnya.

Tigor juga berujar kalau waktu persiapan singkat, seperti saat ini, bakal mengalami kesulitan luar biasa.

Pengalaman masa lalu yang mencatat waktu ideal persiapan dua sampai tiga bulan itu sudah mempertimbangkan beberapa aspek, seperti persiapan klub, verifikasi terhadap klub, penyusunan jadwal, hingga soal sponsor dan televisi.

“Dua sampai tiga bulan sudah ideal dan operator liga juga ketahuan. Memang lumayan panjang mengingat kami harus mempertimbangkan beberapa hal, semisal bagaimana persiapan klub. Jangan sampai misalnya, klub sudah mengontrak pemain, tapi bergulirnya liga belum jelas," ucap Tigor.

Baca Juga:

"Kemudian, verifikasi klub itu memakan banyak waktu. Belum lagi kondisi seperti Stadion Jakabaring milik Sriwijaya FC yang sedang direnovasi. Operator harus melakukan verifikasi ulang," katanya.

Tigor juga mengingatkan bahwa perencanaan kompetisi oleh PSSI tidak cuma menyangkut kasta teratas.

Tidak juga di level Divisi Utama (DU) atau Liga 2, melainkan juga sampai Liga Nusantara atau bahkan kompetisi U-21.

"Bayangkan saja DU yang jumlah pesertanya mencapai 60-an tim. Kami dulu harus jeli merancang format kompetisi dengan mempertimbangkan finansial klub, pemain, agenda daerah, infrastruktur, atau adaptasi perubahan masif terhadap regulasi," ujar Tigor.

"Selain itu, butuh waktu lama juga untuk mencapai kesepakatan dari hasil diskusi operator dan klub soal regulasi dan penyusunan jadwal. Pasalnya, mereka harus adaptasi ulang. Belum lagi soal komersial yang juga penting, seperti pembicaraan dengan televisi dan sponsor,” tuturnya.

Adapun PSSI tidak merespons pertanyaan BOLA terkait jadwal kick-off kompetisi resmi.

Sekjen PSSI, Ade Wellington, tidak mengangkat telepon dari BOLA, sementara pesan via Whatsapp juga tidak dibalas.

Jawaban singkat hanya meluncur dari Wakil Ketua Umum Joko Driyono, yang menyebut bahwa persiapan terus digeber dan akan segera ada pemberitahuan kepada media.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X