Prestasi Terbaik Klub Nonliga di Piala FA

By Minggu, 12 Maret 2017 | 09:41 WIB
Para pemain Lincoln City membalas dukungan suporter di Stadion Emirates seusai laga perempat final Piala FA kontra Arsenal, Sabtu (11/3/2017).
AFP/IAN KINGTON
Para pemain Lincoln City membalas dukungan suporter di Stadion Emirates seusai laga perempat final Piala FA kontra Arsenal, Sabtu (11/3/2017).

 Dongeng Lincoln City di Piala FA berakhir setelah kalah 0-5 dari Arsenal pada perempat final di Stadion Emirates, Sabtu (11/3/2017). Namun, ada kebanggaan luar biasa dari prestasi klub kasta kelima Liga Inggris itu.  

Hal itu dikatakan kapten klub asal National League itu, Luke Waterfall. Dia sampai-sampai perlu mencubit lengannya sendiri untuk membuktikan bahwa dirinya tidak sedang berkhayal.

"Saya seolah perlu mencubit diri sendiri karena bertanding di hadapan 60.000 penonton. (Lolos ke perempat final) Ini merupakan sebuah langkah jauh, apalagi berhadapan dengan bintang-bintang dunia," ujar Waterfall kepada BBC seusai laga.

Menghadapi Arsenal, Lincoln memang kalah kelas. Meski sempat memberi perlawanan alot hingga pengujung babak pertama, The Imps kalah 0-5 lantaran gol Theo Walcott, Olivier Giroud, Alexis Sanchez, Aaron Ramsey, dan bunuh diri Waterfall.

"Selama 45 menit, kami bisa menahan imbang 0-0. Kemudian, kami kemasukan sebelum jeda pertandingan," ujar Waterfall melanjutkan.

"Kekalahan (telak) ini bukanlah aib. Kami dapat dukungan dari 9.000 suporter dan bisa bermain dengan para pemain kelas dunia," tutur bek berusia 26 tahun itu.

Pendapat senada diucapkan pelatih Lincoln, Danny Cowley. Menurut dia, timnya telah menorehkan sejarah baru di Piala FA.

"Kami menjadi tim nonliga pertama dalam 100 tahun terakhir yang bisa tembus perempat final Piala FA. Kami harus bangga atas pencapaian itu," kata Cowley kepada BT Sport.

Dalam perjalanan hingga perempat final, pasukan Cowley memang membuat kejutan. The Imps mengalahkan Ipswich Town, Brighton & Hove Albion, bahkan Burnley yang merupakan kontestan Premier League.

"Tak ada tempat untuk kritik. Saat ini justru menjadi waktu untuk refleksi dan mengambil pelajaran agar kami menjadi pesepak bola dan orang yang lebih baik," ucap mantan guru olahraga di Rayleigh ini.


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : BBC


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X