Pemain Asing di Liga Indonesia: Awas Nyaris Habis

By Kamis, 23 Maret 2017 | 05:01 WIB
Richard Knopper, saat membela PSM Makassar di ajang Liga Primer Indonesia 2010-2011.
PSM MAKASSAR
Richard Knopper, saat membela PSM Makassar di ajang Liga Primer Indonesia 2010-2011.

Biaya Klub

Menilik konsep marquee player di Liga 1, memang tak ada tanda kalau Michael Essien bakal mengalami nasib serupa Knopper. Eks Chelsea itu dikontrak dengan harga nyaris Rp 10 miliar.

Selain itu, Essien juga masuk kriteria marquee player yang dipatok operator. Marquee player kudu bermain di Piala Dunia tiga edisi terakhir (2014, 2010, 2006). Pemain bintang itu juga mesti berasal dari delapan liga paling elite dunia dan berusia di bawa 35 tahun.

Memang, pamor liga terangkat dengan kedatangan bintang dunia. Selain itu, federasi juga mengharapkan marquee player bisa melakukan transfer ilmu kepada pemain lokal dan membuat liga makin kompetitif.

Apakah demikian tujuan dari kebijakan tersebut dan menepis isu mengakomodasi kedatangan Essien?

Isu terakhir paling santer terdengar. Jika memang demikian, Persib bisa menambah satu pemain asing lagi untuk melengkapi kuota.

Kondisi Essien terakhir juga seakan menegaskan hal itu. Mantan pemain Real Madrid itu boleh dibilang menjadi pemantik api sensasi yang mengangkat nama Maung Bandung saja.

Pasalnya, boleh dibilang Essien nyaris habis. Cedera parah yang diderita saat membela Chelsea kambuhan. Terakhir, pemain asal Ghana itu didepak Panathinaikos lantaran cedera dan tak menunjukkan performa baik.

Bukankah kalau sensasi yang dikejar akan berujung seperti LPI atau LI terdahulu? Lalu bagaimana harapan transfer ilmu yang menjadi tujuan? Percuma merekrut pemain yang hampir habis, sia-sia merogoh kocek.

Namun, Djadjang Nurdjaman, pelatih Persib, menegaskan bahwa Essien belum habis dan masih bisa bermain bagus.

"Jangan hanya mengandalkan nama besar, tetapi sebetulnya sudah habis. Kalau seperti ini klub bisa rugi karena cuma buang duit. Roger Milla dan Mario Kempes misalnya, mereka datang ke sini sudah terlalu tua," kata Djadjang.

Kebijakan marquee player juga masih diperdebatkan beberapa klub, apalagi jika menilik kriteria yang diinginkan operator. Bali United menganggap kriteria itu tidak mudah dan pasti berharga mahal.

“Untuk saat ini belum diperlukan marquee player. Bali United pun belum memerlukan,” kata pelatih Bali United, Hans Peter-Schaller.

Setali tiga uang dengan yang dikatakan Eduard Tjong.

“Dengan syarat harus pernah bermain di Piala Dunia, harga pemain tersebut sudah pasti mahal. Bila masih bisa dijangkau oleh klub Indonesia, berarti ada yang patut dipertanyakan dari pemain tersebut,” ujar Eduard Tjong.


Editor : Estu Santoso
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.752


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

TERPOPULER

Close Ads X