FC Bayern ala Ancelotti, Produktivitas dan Kesempatan Menurun

By Rabu, 12 April 2017 | 16:02 WIB
Ekspresi pemain FC Bayern Muenchen, Thomas Mueller (kanan), saat merayakan golnya bersama Franck Ribery dalam pertandingan melawan Borussia Moenchengladbach di pekan ke-25 Bundesliga di Stadion Borussia Park, Minggu (19/3/2017).
PATRIK STOLLARZ/AFP
Ekspresi pemain FC Bayern Muenchen, Thomas Mueller (kanan), saat merayakan golnya bersama Franck Ribery dalam pertandingan melawan Borussia Moenchengladbach di pekan ke-25 Bundesliga di Stadion Borussia Park, Minggu (19/3/2017).

Kesukaan Pep Guardiola merotasi sebelas awal Bayern Muenchen pernah menghasilkan sembilan formasi berbeda. Pengaruh positifnya, semua pemain memiliki kesempatan menunjukkan diri.

Penulis: Christian Gunawan

Pendekatan berbeda dibuat Carlo Ancelotti. Ia tak membuat banyak eksperimen. Saat pengaruh positif kebijakan itu dialami penghuni sebelas awal reguler, beberapa pemain merasakan kebalikannya.

Sejumlah pemain melihat beberapa aspek permainan mereka tergerus, khususnya kalau dibandingkan dengan musim lalu. Kemerosotan cukup drastis dibuat Thomas Mueller.

Sementara Ancelotti masih memercayainya di sebagian besar laga Bayern, gelandang serang berusia 27 tahun ini mengalami penurunan tajam dalam produktivitas.

Musim silam, peraih Sepatu Emas di Piala Dunia 2010 ini mencatat musim paling subur bersama Muenchen dengan torehan 20 gol di liga. Musim ini, torehannya baru empat gol. 

Mueller masih mampu mengalihkan kemajalan itu ke koleksi assist yang berjumlah 10 buah, dua kali lipat musim silam. Catatan golnya juga sempat mandek lama di timnas Jerman.

Kemunduran Mueller diawali dari penempatan di sayap pada awal musim. Ancelotti memindahkan si penyerang-gelandang ke posisi kesukaannya di belakang ujung tombak.

Namun, ia mesti bersaing dengan Thiago Alcantara, andalan Carletto musim ini. Saat Muenchen masih diusik RB Leipzig pun Ancelotti tak ambil pusing dengan performa Mueller.

“Saya sama sekali tidak khawatir. Ia adalah seorang pemenang. Thomas memiliki ketenangan yang membuat dirinya tak tertekan,” ucap Ancelotti di ESPN pada pertengahan Januari.

"Dengan kepositifannya, dia merasa nyaman dengan permainannya. Thomas bahkan bisa menertawai diri sendiri," tuturnya.

Baca Juga:

Yang Penting Terlibat

Mueller merupakan salah satu pemain serbabisa. Demikian pula dengan Douglas Costa, yang bisa tampil di semua posisi di lini tengah.

Kemampuan tampil multiposisi ini disukai Pep, yang mendapatkan akar sepak bola total ala Johan Cruyff. Ancelotti boleh jadi sebaliknya. Seperti Mueller, Costa mencatat beberapa penurunan.

Sebagai awal, produktivitasnya malah bisa membaik karena koleksi empat golnya sudah menyamai musim lalu. Assist eks pemain Shakhtar Donetsk ini baru tiga, hanya sepertiga musim silam.

Yang jelas, angka penampilan Costa di sebelas awal Muenchen turun hampir setengahnya, dari 23 ke 12 kali.

Bisa dipastikan jumlah kesempatan pemain berusia 26 tahun asal Brasil itu tampil sebagai starter lebih rendah daripada 2015-2016, musim pertamanya di Allianz Arena.


Editor : Beri Bagja
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

TERPOPULER

Close Ads X