Lewat sepak bola, Uni Papua bisa menjangkau anak-anak untuk menanamkan nilai kemanusiaan pada usia dini, membangun karakter, melatih, membekali, dan memberdayakan masyarakat agar tidak terkena pengaruh buruk masalah sosial, seperti narkoba, alkohol, pergaulan bebas, dan kemiskinan.
Uni Papua juga peduli dengan lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan ingin menciptakan perdamaian serta mengembangkan komunitas positif.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Moresby Sawor dan Gabriel Edoway, selaku duta Uni Papua.
“Tak hanya bermain sepak bola, tapi juga membentuk pribadi yang baik melalui sepak bola. Proses untuk menjadi sempurna itu membutuhkan waktu. Saya banyak gagal. Namun, setelah berproses bersama Uni Papua, banyak nilai-nilai yang mengubah hidup saya," kata Moresby.
Baca Juga:
- Andaikan Palermo Tak Menjual Pemain Bintang
- Kehancuran Blackburn Rovers karena Pengusaha Ayam
- Wawancara Ciro Ferrara: Juventus, Rahasia Italia, sampai Liga 1 Indonesia
"Uni Papua membentuk karakter lewat sepak bola, membangun kepercayaan diri, bermotivasi tinggi, pandai bekerja sama, kuat dalam memimpin, keratif, dan menghargai sesama,” ucapnya.
Gabriel Edoway juga menambahkan pengalaman positif.
"Hal yang saya rasakan setelah bergabung dengan Uni Papua ialah kedisiplinan, peningkatan moral, dan saling menghargai," tuturnya.
Ajang FFP 2017 merupakan turnamen sepak bola dengan sistem mini soccer tujuh melawan tujuh. Babak penyisihan dari 30 tim akan dilaksanakan pada 19 dan 20 Mei untuk menemukan delapan terbaik.
Laga semifinal dan final digelar pada 21 Mei. Tak hanya partai puncak, FFP 2017 juga membuat Festival Merah dan Putih sebelum laga final.
Festival tersebut merupakan pertandingan 11 lawan 11 di mana semua peserta akan akan mengirimkan perwakilan untuk mengampanyekan sepak bola perdamaian.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.766 |
Komentar