Menggulung kertas bekas menjadi bola adalah kegemaran Fahmi Al Ayyubi semasa kecil. Kebiasaan ini dilakukannya baik saat di rumah maupun di sekolah.
Penulis: Sahlul Fahmi
Dari hobi inilah cerita sepak bola bagi dirinya dimulai. Di usia delapan tahun, Fahmi Al Ayyubi lalu didaftarkan sang ayah, Furghon, ke SSB Naga Gempol di kota kelahirannya di Pasuruan.
Di sini, Ayub bertemu dengan Gufron Hasyim, pemilik sekaligus pelatih SSB tersebut. Bagi Fahmi, sosok Gufron begitu berarti dalam perjalanan kariernya sebagai pesepak bola profesional.
“Pak Gufron yang mengajarkan teknik-teknik dasar penguasaan bola. Saya masih ingat betul bagaimana cara saya dilatih dari nol sampai bisa memainkan bola dengan baik," ujar Fahmi.
“Pak Gufron yang mengajarkan teknik-teknik dasar penguasaan bola."
Striker Persela, Fahmi Al Ayyubi
"Selain itu, beliau juga termasuk orang yang sabar dalam membimbing saya,” kata pemain kelahiran 21 Desember 1995 ini.
Gufron juga menjadi jalan pembuka terhadap karier Fahmi kala dirinya didaftarkan Gufron dalam skuat PS Surabaya Putra.
Bersama tim yang merupakan salah satu anggota internal Persebaya Surabaya inilah Fahmi mengikuti kompetisi U-12 gagasan Pengcab PSSI Surabaya untuk memperebutkan Piala Wali Kota Bambang D.H. pada 2006.
Surabaya Putra menjadi juara dan memunculkan Fahmi Al-Ayyubi sebagai pemain terbaik. Sejak itu, karier Fahmi mengalir secara alami ke tim junior Persema Malang, kemudian membela Kabupaten Pasuruan pada Porprov Jatim 2013 di Madiun.
Di ajang ini, Fahmi terpantau oleh pelatih Hanafing, yang dipercaya KONI Jawa Timur untuk mempersiapkan tim Pra-PON Jatim.
Fahmi, yang kemudian terpilih masuk dalam daftar Pra-PON Jatim, lantas dititipkan ke Perseba Bangkalan yang akhirnya menjuarai Divisi III. Pada kompetisi level empat Liga Indonesia saat itu, Fahmi menjadi top scorer dengan modal 17 gol.
Bersemangat
Tahun berikutnya, Fahmi memperkuat Laga FC, yang bermaterikan para pemain Pra-PON Jatim, di Liga Nusantara. Laga FC hanya mampu menjadi runner-up setelah menyerah dari Persatu Tuban di final.
Pengalaman buruk lainnya kembali dirasakan Fahmi ketika tim Pra-PON Jatim Jatim gagal menembus PON 2016 Jabar.
Angin segar sempat dirasakan saat dirinya masuk dalam skuat timnas U-19 Indonesia asuhan Indra Sjafri yang menggelar Tur Nusantara dengan menjajal tim U-21 Persiba Balikpapan, Persisam Samarinda, dan Mitra Kukar.
Namun, dari tiga pertandingan tersebut, Fahmi hanya dimainkan saat timnas U-19 menghadapi Persisam Samarinda.
“Akhirnya saya dicoret oleh Indra Sjafri. Saat itu, saya merasa sangat sedih,” ucap anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Memasuki 2016, Fahmi menjadi bagian dari skuat Persela U-21 di bawah kendali Didik Ludianto. Penampilannya yang konsisten membuat nama Fahmi masuk dalam tujuh pemain Persela U-21 yang direkomendasikan ke tim senior asuhan Herry Kiswanto musim ini.
Baca Juga:
- Jadi Cadangan Abadi, Manusia Rp 448 Miliar Tak Menyesal Pindah ke Barcelona
- Omega Francesco Totti
- Juanmi, Si Pencuri Jutaan Euro dari Athletic Bilbao
Bahkan, dari tujuh pertandingan yang dilakoni, Fahmi hanya diparkir sekali saat timnya bertandang ke markas PSM Makassar.
Fahmi sudah mengoleksi tiga gol bagi Laskar Jaka Tingkir. Satu gol dia lesakkan ketika menjamu Madura United, sedangkan dua gol lain ditorehkannya saat Persela menang telak 4-0 atas Arema pekan lalu.
“Selain punya kecepatan, Fahmi termasuk pemain yang memiliki skill individu yang bagus. Seiring berjalannya waktu dia bermain lebih efektif sehingga bisa memanfaatkan peluang menjadi gol,” ujar Ragil Sudirman, asisten pelatih Persela.
"Hal terpenting lagi dari dia setelah kemenangan dari Arema membuat kepercayaan dirinya semakin bertambah. Dia terlihat lebih bersemangat ketika latihan," ucapnya.
Meski telah mencetak tiga gol, Fahmi tetap berpikir bahwa apa yang didapatkan merupakan proses kerja tim.
“Saat bertanding saya hanya berpikir bagaimana cara bermain sebagus mungkin dan memberikan kontribusi maksimal bagi kemenangan tim. Jika sampai saya menciptakan gol, itu rezeki dari Tuhan,” kata pengidola Andik Vermansah dan Pavel Nedved ini.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar