Timnas U-19, Minimalkan Kesalahan dalam Memantau Pemain

By Kamis, 22 Juni 2017 | 09:14 WIB
Uji coba timnas U-19 Indonesia melawan tuan rumah Persibo Bojonegoro digelar di Stadion Letjen Soedirman pada Sabtu (17/6/2017).
SUCI RAHAYU/JUARA.NET
Uji coba timnas U-19 Indonesia melawan tuan rumah Persibo Bojonegoro digelar di Stadion Letjen Soedirman pada Sabtu (17/6/2017).

Sepulang dari Toulon Tournament 2017, Indonesia U-19 kembali menggelar uji coba. Ada dua agenda uji coba yang disiapkan pelatih Indra Sjafri sebelum Idulfitri, yaitu melawan Persibo Bojonegoro (17/6/2017) dan Malang United (20/6/2017).

Penulis: Ferry Tri Adi

Pada laga kontra Persibo, Egy Maulana dkk bermain seri 1-1 di Stadion Letjen H. Soedirman, Bojonegoro, Jawa Timur. Anak asuh Indra Sjafri sempat tertinggal lebih dulu dari Persibo lewat gol Nugroho Fatchur pada menit ke-60.

Tujuh menit berselang, putra asli Bojonegoro, Hanis Saghara, mencetak gol tunggal buat Garuda Muda sekaligus memaksa laga berakhir imbang.

Hasil tersebut membuat Indra menjadi sorotan. Publik sudah berekspektasi Garuda Muda bisa menang telak melawan tim Liga 3 itu.

Pasalnya, sebelum bertolak ke Prancis, Indonesia U-19 mampu menang dalam uji coba kontra klub Liga 1, Persija, 1-0.

Namun, Indra tak ingin ambil pusing. Ia menegaskan kalau skuatnya masih dalam proses belajar sebelum berlaga di turnamen sesungguhnya.

“Tidak ada yang salah dengan tim di laga melawan Persibo. Kami bermain seperti biasa sesuai dengan pakem. Target saya bukan di uji coba melainkan juara Piala AFF U-18 2017,” ujar Indra.

Baca Juga: Hampir Adu Jotos di Piala Dunia 2014, Timnas Kamerun Kini Suatu Keluarga

"Uji coba ini membuat kami terus belajar memperbaiki diri. Jangan menyamakan dulu tim U-19 yang dulu dengan sekarang. Indonesia U-19 sekarang baru dua-tiga bulan pemusatan latihan, kalau yang dulu sudah tiga tahun," katanya.

Pelatih 54 tahun itu pun menegaskan kalau dalam masa persiapan tak perlu memforsir tim. Dalam hal ini, Indra menginginkan variasi level uji coba.

“Kemarin kami baru dari Prancis. Jangan berharap kami beruji coba di luar negeri terus. Sebagai pelatih, ada tiga macam uji coba yang disusun, yaitu level di bawah, sepadan, dan di atas tim," ucap Indra.

"Variasi itu harus dilakukan. Jangan cepat-cepat ingin kuat. Kami membentuk tim secara bertahap dan penuh kerja keras. Tidak bisa tim dipaksa bertanding di level tinggi terus."

"Lihat tim yang dulu, 20 kali tak terkalahkan melawan tim level U-21, tapi keok di turnamen sesungguhnya. Saya sudah menyusun program agar peak performance anak-anak muncul di Piala AFF U-18 2017 pada September,” kata eks pelatih Bali United itu.

Tak hanya itu, Indra ingin uji coba dengan beberapa tim lokal Indonesia juga bisa meningkatkan mental tim.

“Kami ingin bekerja sama dengan tim lokal. Kami ingin anak-anak berinteraksi dengan klub, masyarakat, maupun Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI. Ini pertama kali mereka ditonton orang banyak.

Mereka harus tahu tekanan dari penonton. Usia muda ini harus menyiapkan mental, fisik, dan taktik. Anak-anak harus tahu beragam tipikal suporter dan bagaimana menghadapinya,” tutur Indra.

Tur uji coba Indonesia U-19 sebelum Lebaran hanya membawa 25 pemain. Setelah melawan Persibo, Garuda Muda bakal menjajal kekuatan Malang United tanpa kehadiran Rifad Marasabessy dan Nur Hidayat yang dibutuhkan klub masing-masing, Madura United serta PSM.

Kondisi tersebut tak terlalu dipermasalahkan Indra. Dirinya mengaku justru hal itu membuat pemain lain bisa diturunkan untuk merasakan atmosfer pertandingan.

“Kami mempunyai pekerjaan rumah lagi. Begitu komposisi pemain diubah ternyata berpengaruh terhadap permainan tim," tutur Indra.

"Kami harus tetap melakukan rotasi pemain agar semua pemain punya jam terbang sama. Hal itu bisa membuat kualitas antara skuat inti dan cadangan tidak berbeda jauh,” ujar pelatih asal Sumatra Barat itu.

Baca Juga:

Rotasi pemain memang menjadi perhatian Indra di tengah minimnya jam terbang pemain akibat tak ada kompetisi U-19.

“Ada menit bermain yang harus dicapai pada usia di bawah 19 tahun ini. Usia 16-19 tahun harus mendapat 35 kali laga dalam setahun. Karena tidak ada kompetisi, kami menyiasati dengan uji coba,” tuturnya.

Namun, kegelisahan Indra itu terobati tahun ini. PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggelar Liga U-19. Indra menilai ajang itu bagus sebagai bank data pemain dan meminimalkan kesalahan dalam pemantauan pemain.

“Selama ini saya blusukan karena kompetisi di tingkat Asprov PSSI tidak ada. Hanya beberapa kota besar yang menggelar kompetisi usia muda seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung," ujar Indra.

"Diputarnya Liga U-19 memang belum mewakili semua provinsi, tapi setidaknya klub melakukan seleksi di sekeliling provinsi mereka. Liga tersebut bisa meminimalkan kesalahan pemantauan. Bayangkan kalau kami hanya melihat pemain 1-2 jam saja."

"Berbeda kalau kami memantau pemain di kompetisi. Blusukan memakan waktu 2,5 bulan. Dengan adanya Liga U-19 waktu seleksi juga bisa makin singkat," ucapnya.

Usai melakukan uji coba kontra Malang United, skuat Indonesia U-19 akan dipulangkan. Mereka kembali lagi ke pemusatan latihan di Bali pada 3 Juli mendatang.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X