Tuah Si Plontos di Inter Milan

By Ade Jayadireja - Sabtu, 24 Juni 2017 | 01:01 WIB
Pelatih AS Roma, Luciano Spalletti, mendampingi anak-anak asuhnya dalam laga Serie A kontra Napoli di Stadion Olimpico, Roma, Italia, pada 4 Maret 2017.
FILIPPO MONTEFORTE/AFP
Pelatih AS Roma, Luciano Spalletti, mendampingi anak-anak asuhnya dalam laga Serie A kontra Napoli di Stadion Olimpico, Roma, Italia, pada 4 Maret 2017.

Suporter Internazionale seakan menemukan kembali sinar harapan setelah Luciano Spalletti diumumkan sebagai pelatih baru. Hal tersebut wajar mengingat prestasi sang juru taktik berkepala plotos itu.

Penulis: Ade Jayadireja

Jangan lupa bahwa allenatore berkepala plontos itu pernah dua kali meraih Coppa Italia pada 2006-2007 dan 2007-2008 atau periode pertamanya bersama AS Roma.

Di Rusia, Spalletti juga berprestasi. Ia membawa Zenit St Petersburg menguasai liga selama dua musim beruntun sejak 2010. Dengan sederet pencapaian tersebut, tak salah rasanya jika suporter Inter berharap kepada Spalletti.

Sejatinya, Inter mempunyai kenangan manis dengan sosok berkepala plontos. Kali ini dari sisi personel tim. Pemain-pemain berpenampilan seperti ini kerap menghadirkan prestasi buat I Nerazzurri.

Contohnya bisa dilihat pada skuat 2009-2010. Dengan bermodalkan sederet personel berkepala plontos, mereka mengakhiri musim dengan treble alias raihan tiga gelar juara.

Tak tanggung-tanggung, Inter diperkuat empat pemain tanpa atau sangat minim rambut pada musim tersebut dan semuanya memiliki peran vital. Mereka adalah Wesley Sneijder, Esteban Cambiasso, Samuel Eto’o, dan Maicon.

Maicon dan Cambiasso juga berkontribusi di balik kesuksesan La Beneamata meraih scudetto pada 2007-2008 dan 2008-2009.

“Sneijder akan selalu dikenang sebagai pemain penting dalam sejarah klub. Kami bangga bisa memiliki dia,” kata mantan Presiden Inter, Massimo Moratti.

Mundur ke belakang, ada nama Juan Sebastian Veron. Pemain asal Argentina ini berseragam biru-hitam selama dua musim sejak 2004-2005 dengan status pinjaman.

Veron berjasa mengantarkan Inter finis sebagai runner-up liga musim 2005-2006. Namun, I Nerazzurri berhak menyandang scudetto setelah sang juara saat itu, Juventus, terlilit skandal pengaturan wasit.

Baca Juga:

Veron juga menjadi tulang punggung Inter Milan dalam meraih dua Coppa Italia secara beruntun. Tarik lebih ke belakang, fan Inter punya sosok pujaan setelah Ronaldo Luiz de Lima datang dari FC Barcelona pada 1997.

Sang Fenonema, demikian julukan Ronaldo. Kelincahan dan kemampuan dalam menggocek membuat dirinya ditakuti lawan. Musim perdana di Stadion Guiseppe Meazza, Ronaldo langsung memberikan trofi Piala UEFA atau sekarang bernama Liga Europa.

Striker berpaspor Brasil ini unjuk ketajaman dengan koleksi enam gol, cuma terpaut satu dari Stephane Guivarc’h, yang menjadi top scorer kompetisi.

Ronaldo Luis menuntaskan pengabdian selama empat tahun di Inter dengan torehan 59 gol dari 99 penampilan di semua ajang.

Apakah Spalletti mampu melanjutkan tuah berkepala plontos di Inter? Menarik untuk dinantikan.


Editor : Estu Santoso
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X