Suporter Meniupkan Nyawa Baru bagi Persibo

By Minggu, 25 Juni 2017 | 19:01 WIB
Aksi pemain Persibo Bojonegoro, Restu Gunawan (tengah), dalam salah sati pertandingan Liga 3.
SUCI RAHAYU/JUARA.NET
Aksi pemain Persibo Bojonegoro, Restu Gunawan (tengah), dalam salah sati pertandingan Liga 3.

Dualisme kompetisi kasta tertinggi di Indonesia yang terjadi pada 2011-2012 ternyata banyak memakan korban. Beberapa klub misalnya harus dijatuhi sanksi oleh PSSI lantaran berlaga di liga yang tak diakui federasi, salah satunya Persibo Bojonegoro.

Penulis: Ferry Tri Adi

Tiga klub yang dihukum federasi lantaran menyeberang ke Liga Prima Indonesia (liga tandingan Liga Super Indonesia) ialah Persebaya Surabaya, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro. Nama terakhir tidak kedengaran lagi kiprahnya dalam lima tahun terakhir.

Padahal, prestasi Laskar Angling Dharma, julukan Persibo, dalam satu dasawarsa terakhir tengah menanjak. Klub yang sempat dinaungi Samsul Arif Munip itu promosi ke Divisi Utama pada musim 2007-2008.

Pada 2009-2010, Persibo naik ke kompetisi kasta tertinggi Tanah Air setelah menjuarai Divisi Utama. Semusim berselang, Laskar Angling Dharma hijrah ke LPI lantaran adanya dualisme federasi.

"Kami juga fokus pada koreografi. Pada awal bergulir kembali Liga 3 tanggal 12 Juli, kami sudah merancang koreografi tiga dimensi.”

Arif Setiawan, Dedengkot Curva Nord 1949

Persibo pun menjuarai Piala Indonesia 2011-2012. Pada 2013, klub yang berdiri pada 1949 itu mewakili Indonesia di ajang Piala AFC.

Namun, pada tahun tersebut petaka datang ketika PSSI menghukum Persibo dengan tuduhan pengaturan skor kontra Sunray Cave JC Sun Hei (Hong Kong) di Piala AFC pada April 2013. Klub pun bubar seketika itu juga.

Pasalnya, federasi menjatuhkan sanksi larangan berkecimpung di sepak bola Indonesia seumur hidup.

Sekitar lima tahun vakum, Persibo bangkit lagi. Seusai kembali diakui PSSI, Laskar Angling Dharma berlaga di Liga 3. Hingga pekan ketiga Liga 3 sebelum jeda kompetisi, Khabib Syukron dkk bercokol di peringkat teratas Grup F.

Geliat sepak bola Bojonegoro juga kembali lagi setelah Persibo kembali. Stadion Letjen H. Soedirman kembali disesaki pendukung Persibo.

Suporter berperan penting dalam kebangkitan kembali Persibo. Curva Nord 1949, salah satu basis besar suporter Persibo, tak henti memperjuangkan kembalinya Laskar Angling Dharma menjadi anggota PSSI.

“Pada Kongres PSSI di Bandung dan sebelumnya di Ancol, kami juga hadir menuntut kejelasan Persibo dengan beberapa suporter dari klub lain yang juga kena sanksi. Kami merindukan sepak bola di Bojonegoro,” tutur Arif Setiawan, dedengkot Curva Nord 1949.

"Selama vakum, kami mengikuti kegiatan apa saja di Bojonegoro semisal karnaval untuk mengisi waktu. Kami mengerahkan segalanya untuk mengembalikan Persibo, termasuk mengusung pembentukan tim baru, mulai dari jajaran manajemen hingga pemain," ucapnya.

Baca Juga:

Sebelum timnas U-19 Indonesia uji coba kontra Persibo di Stadion Letjen H Soedirman, sepak bola Bojonegoro juga kembali bangkit ketika tim terbentuk.

Persema Malang menjadi lawan uji coba tim anyar yang dihuni mayoritas pemain rata-rata usia 23 tahun itu. Tak tanggung-tanggung, tribun langsung membeludak oleh penonton.

“Waktu Liga 3 belum mulai, kami beruji coba melawan Persema. Stadion kembali penuh sesak oleh penonton. Sejatinya kami merindukan sepak bola, hiburan, dan tontonan. Gairah sepak bola kami kembali,” ujar Arif.

Curva Nord 1949 bahkan menegaskan dukungannya di jalur kreatif. Koreografi menjadi fokus dalam mendukung Laskar Angling Dharma.

“Lihat kemarin waktu mendukung Persibo melawan timnas U-19, kami tidak berhenti bernyanyi. Itu memang ciri khas kami," ucap Arif.

"Kami juga fokus pada koreografi. Pada awal bergulir kembali Liga 3 tanggal 12 Juli, kami sudah merancang koreografi tiga dimensi,” katanya lagi.

Kerinduan serta kecintaan terhadap sepak bola telah membawa suporter fanatik Persibo meniupkan roh buat klub kesayangannya yang sempat mati suri.


Editor : Estu Santoso
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X