Antisipasi China dan Korea Selatan pada Kejuaraan Dunia Junior di Yogyakarta

By Yakub Pryatama - Rabu, 27 September 2017 | 17:51 WIB
Pasangan ganda putri China, Chen Qingchen (kanan)/Jia Yifan, merayakan kemenangan atas wakil Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, pada partai kelima babak semifinal Piala Sudirman 2017 di Gold Coast, Australia, Sabtu (27/5/2017).
PATRICK HAMILTON/AFP PHOTO
Pasangan ganda putri China, Chen Qingchen (kanan)/Jia Yifan, merayakan kemenangan atas wakil Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, pada partai kelima babak semifinal Piala Sudirman 2017 di Gold Coast, Australia, Sabtu (27/5/2017).

Indonesia akan menjadi tuan rumah pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior 2017 yang digelar di GOR Amongrogo, Yogyakarta, 9-21 Oktober 2017.  

Ajang ini menjadi pembuktian para pemain junior yang akan menjadi ujung tombak di masa depan. Salah satu negara unggulan yang sulit dikalahkan ialah China. Negeri Tirai Bambu ini berhasil menyabet tujuh gelar pada 2016 dan 2015. 

Nama-nama seperti Chen Yufei (tunggal putri), Sun Feixiang (tunggal putra), atau He Jiting/Du Yue (ganda campuran), yang menjadi juara pun perlahan terus menanjak ke level senior.

Dengan kata lain, Indonesia wajib waspada karena wakil China dan Korea Selatan silih berganti menjegal peluang Indonesia menjadi juara pada ajang-ajang sebelumnya. 

Contohnya, pasangan ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dikepung oleh tiga wakil asal Korsel pada semifinal Kejuaraan Asia Junior. Ya, Korea memiliki banyak stok pemain dengan kemampuan merata. 

"Para atlet muda kita seharusnya sudah mempelajari calon lawan-lawan nantinya. Apalagi, kita akan menjadi tuan rumah, penampilan anak-anak harus all out," tutur Sekjen PBSI, Achmad Budiharto, kepada BOLA. 

Selain itu, pemain ganda campuran, Yeremia Erich Yoche Yacob, memandang pasangan asal Korea, Kim Won-hoo/Lee Yu-rim, wajib diwaspadai. 

Baca juga:

Alasannya, Kim/Yu sudah memiliki jam terbang lebih tinggi karena sudah mengikuti Kejuaraan Dunia Junior 2016 dan menjadi finalis namun takluk ditangan He Jiting/Du Yue (China). 

Di sisi lain, ajang kejuaraan dunia junior kerap dimanfaatkan pemain sebagai batu loncatan untuk ke tahap yang lebih tinggi yakni turnamen senior.

Pemain seperti Zheng Siwei/Chen Qingchen (China), Akane Yamaguchi (Jepang), Kittinupong Ketlen/Dechapol Puavaranukroh (Thailand), adalah jebolan peraih medali pada emas kejuaraan dunia junior yang namanya makin mentereng di kancah senior, 

Sosok fenomenal terdapat dalam diri Chen Qingchen yang masih berusia 20 tahun. Ia merupakan pemain spesialis ganda dengan prestasi yang bisa dibilang paling cemerlang. 

Prestasi Chen di level junior bisa dibilang luar biasa. Ia meraih delapan gelar juara dunia junior di nomor beregu, ganda campuran, dan ganda putri pada 2012-2015.

Di level senior, Chen Qingchen/Jia Yifan telah menasbihkan dirinya sebagai juara pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Glasgow, Skotlandia, Agustus lalu. 

Naskah ini bisa dibaca juga di Tabloid BOLA edisi 2.804.



Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X