Ketika Aturan Servis Baru dari BWF Rugikan Pebulu Tangkis Berpostur Tinggi

By Delia Mustikasari - Sabtu, 24 Februari 2018 | 15:01 WIB
Ganda putra Denmark, Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding saat menghadapi Marcus/Kevin di final Hong Kong Open 2017, Minggu (26/11/2017).
BWFWORLDSUPERSERIES.COM
Ganda putra Denmark, Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding saat menghadapi Marcus/Kevin di final Hong Kong Open 2017, Minggu (26/11/2017).

Para pebulu tangkis Indonesia sedang intensif melakukan latihan servis menjelang All England 2018 yang akan digelar di Birmingham Arena, Inggris pada 14-18 Maret mendatang.

Federasi Bulutangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) baru saja mengeluarkan sejumlah aturan baru, salah satunya adalah penetapan batasan tinggi servis setiap pemain menjadi 115 cm.

Sebelumnya, tinggi servis disesuaikan dengan dengan antropometri tubuh masing-masing yaitu di rusuk terbawah.

Aturan batasan tinggi servis ini mengharuskan saat pertemuan shuttlecock dan kepala raket (impact), tidak boleh lebih tinggi dari 115 cm.

Ketentuan ini rencananya mulai dicoba pada kejuaraan bertajuk. All England 2018 BWF World Tour Super 1000.

Salah satu wasit bersertifikat BWF yang telah malang melintang bertugas sebagai wasit dan hakim servis di berbagai turnamen internasional, Edy Rufianto mengatakan bahwa aturan baru ini kurang menguntungkan bagi pemain berpostur tinggi.

(Baca juga: BAM Jalin Kerja Sama dengan Komisi Anti Korupsi Malaysia untuk Berantas Pengaturan Skor dalam Olahraga)

Namun, menguntungkan untuk pemain berpostur tidak terlalu tinggi, seperti mayoritas pemain Indonesia.

Servis setinggi 115 cm ini dianggap sebagai batas aman bagi pemain untuk melakukan servis tinggi (flick servis), bahkan bagi mereka yang punya postur tubuh tinggi.

"Greysia (Polii) saya ukur rusuk terbawahnya itu ketinggiannya 112 cm, artinya dia diuntungkan tiga cm lebih tinggi dari aturan yang lama. Servisnya dia bisa naik lagi tiga cm," kata Edy di pelatnas Cipayung, Jakarta, Jumat (23/2/2018).

Edy juga menjelaskan bahwa dalam poin 9.13 aturan mengenai servis yang mengharuskan batang dan kepala raket harus mengarah ke bawah pada saat servis, sekarang ini tidak diberlakukan.


Hakim servis bulu tangkis asal Indonesia, Edy Rufianto(BADMINTON INDONESIA)

Dengan kata lain, pemain bisa bebas melakukan servis seperti apa pun asalkan impact-nya tidak lebih dari 115 cm.

"Karakter permainan bulu tangkis memang sudah bergeser. Sebelumnya di bulu tangkis, servis itu kan awal dimulai permainan. Di tenis jadi awal serangan, kalau sekarang bisa jadi servis di bulu tangkis itu awal serangan juga," ucap Edy.

"Sekarang tidak ada batasan batang raket dan kepala raket di bawah. Bisa saja Kevin servis drive, bisa serang. Untuk pemain seperti Kevin, Marcus (Fernaldi Gideon), Apriyani (Rahayu), aturan ini justru menguntungkan. Buat yang berpostur tinggi, ini bisa jadi bencana," ujar Edy.

Mulai musim kompetisi 2018, BWF membuat lima regulasi baru selain aturan servis.

(Baca juga: Proses Pengadaan Barang Jadi Sorotan Inapgoc Jelang Asian Para Games 2018)

Regulasi tersebut meliputi struktur turnamen internasional, kewajiban mengikuti 12 urnamen dalam setahun bagi emain tunggal yang masuk dalam peringkat 15 besar, serta pemain ganda yang masuk jajaran 10 besar dunia.

Selain itu, ada aturan penayangan siaran langsung pertandingan bulu tangkis hingga tidak adanya babak kualifikasi bagi turnamen grade 2 level 2 (All England, Indonesia Terbuka, dan China Terbuka) serta turnamen grade 2 level 3 (Denmark, Malaysia, China, Jepang, dan Prancis Terbuka).


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : badmintonindonesia.org


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X