Inapgoc Pastikan Bandara Soekarno-Hatta Belum Siap Layani Atlet Difabel

By Nugyasa Laksamana - Sabtu, 9 Juni 2018 | 22:47 WIB
Atlet kursi roda Indonesia dari cabang atletik berlatih di Stadion Sriwedari, Solo, Jumat (4/5/2018).
GONANG SUSATYO/BOLASPORT.COM
Atlet kursi roda Indonesia dari cabang atletik berlatih di Stadion Sriwedari, Solo, Jumat (4/5/2018).

Ketua Panitia Pelaksana Asian Para Games 2018 (Inapgoc), Raja Sapta Oktohari, menilai pihak Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten belum siap memberikan fasilitas menunjang untuk atlet difabel yang akan berlaga pada Asian Para Games 2018.

Pernyataan itu disampaikan Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari, saat acara buka puasa bersama dengan para awak media di The Pallas, Jakarta, Sabtu (9/6/2018) sore.

Menurut Okto, di Bandara Soekarno-Hatta hanya tersedia 2 lift khusus difabel. Sementara itu, APG 2018 akan menyambut ratusan atlet difabel dari berbagai negara, baik saat test event (30 Juni-3 Juli 2018) maupun pada game time atau saat dimulainya event (8-16 Oktober 2018).

Baca juga: Tanggapan Hector Barbera Usai Diputus Kontrak Secara Sepihak karena Ketahuan Mabuk

Inapgoc menilai Bandara Soekarno-Hatta belum siap setelah mereka melakukan simulasi terkait Arrival and Departure Internal yang diselenggarakan pada Selasa (5/6/2018) lalu.

"Kami sudah beberapa kali mengirimkan surat ke PT Angkasa Pura. Di surat yang terakhir, kami sebutkan hasil dari simulasi menunjukkan bahwa bandara tidak siap, karena lift difabelnya cuma dua," kata Okto.


Ketua Inapgoc, Raja Sapta Oktohari, saat berbicara kepada para awak media seusai acara buka puasa bersama di The Pallas, Jakarta, Sabtu (9/6/2018).(NUGYASA LAKSAMANA/BOLASPORT.COM)

"Saat test event, kami akan menerima sekitar 100 atlet yang menggunakan kursi roda, dan kami bingung karena belum dapat solusinya. Ada inisiatif katanya mau dibuat seperti waktu penyambutan Owi/Butet, jadi dijemput langsung dari pesawat. Namun tidak semudah itu," tutur Okto.

Sampai sejauh ini, kata Okto, PT Angkasa Pura belum memberikan respons terkait surat dari Inapgoc soal minimnya jumlah lift difabel di Bandara Soekarno-Hatta.

"Kami dari Inapgoc sudah berusaha berkomunikasi dengan semua pihak. Namun, kami nggak mungkin jalan sendiri karena ini di luar otoritas kami. PT Angkasa Pura kan yang punya wewenang di bandara," ucap dia.

Okto menjelaskan, ada beberapa alternatif lain untuk mengatasi persoalan minimnya jumlah lift difabel di Bandara Soekarno-Hatta.

Baca juga: Tidak Terkalahkan di Piala Thomas 2018, Kento Momota Semakin Dekat dengan Peringkat 10 Besar Dunia

Akan tetapi, yang menjadi kendala utamanya adalah ketersediaan waktu. Oleh karena itu, Okto berharap semua instansi bisa duduk bersama untuk mencari solusi terbaik.

"Bisa saja install lift baru atau portable, tetapi masalahnya ada cukup waktu atau tidak? Kemudian bisa saja mengubah tangga jalan menjadi travelator, tetapi lagi-lagi apakah ada waktu? Soalnya kan itu pekerjaan infrastruktur," tutur Okto.

"Ada cara lain lagi, yakni menggunakan forklift untuk penjemputan kloter besar. Namun, apakah forklift-nya ada? Kami khawatir, jangan sampai mereka (PT Angkasa Pura) pikir tak ada masalah, tetapi kemudian saat APG 2018 justru Inapgoc yang disalahkan."

Test event APG 2018 yang akan diselenggarakan pada akhir Juni nanti bakal melibatkan 408 atlet dari 13 negara Asia. Mereka akan bertanding dalam 5 cabang olahraga yakni tenis meja, basket kursi roda, para-atletik, bulutangkis, dan para-swimming.

Pada test event tersebut, mereka tak cuma memperebutkan medali, tetapi juga tiket menuju Paralimpiade Tokyo 2020 karena ada beberapa cabang olahraga yang menjadi sesi kualifikasi.


Editor :
Sumber : BolaSport.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X