Afghanistan, Negara Peserta Asian Games 2018 yang Hanya Tak Tampil 4 Kali

By Aprelia Wulansari - Selasa, 19 Juni 2018 | 08:12 WIB
Kontingen Afghanistan melakukan parade pada pembukaan Asian Games 2014 di Incheon Asiad Main Stadium, 19 September 2014.
JUNG YEON-JE / AFP
Kontingen Afghanistan melakukan parade pada pembukaan Asian Games 2014 di Incheon Asiad Main Stadium, 19 September 2014.

 Berdasarkan abjad, negara pertama yang disebut di dunia adalah Afghanistan.

Negara yang terletak di Asia Selatan itu juga merupakan negara yang duduk di urutan pertama Asia jika berdasarkan susunan alfabet.

Negara yang memiliki penduduk sekitar 34 juta jiwa ini akan menjadi salah satu peserta Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September 2018.

(Baca Juga: Real Madrid Persilakan Cristiano Ronaldo ke Manchester United, asal...)

Afghanistan National Olympic Committee (ANOC) dibentuk pada 1935 dan diakui oleh IOC (Komite Olimpiade Internasional) setahun setelahnya.

Afghanistan pun telah berpartisipasi di Asian Games sejak ajang multicabang empat tahunan itu digelar perdana pada 1951 di New Delhi, India.

Sejak saat itu, Afghanistan hampir selalu ikut dan hanya tak hadir empat kali di Asian Games, yakni di Thailand 1970, 1978, dan 1998 serta Korea Selatan 1986.

Dalam 13 edisi Asian Games, negara yang sempat dikuasai Taliban ini telah mengoleksi 5 perak dan 6 perunggu.

Kriket, taekwondo, dan tinju adalah cabang yang mempersembahkan medali untuk negara yang berbatasan dengan Iran, Pakistan, Turkmenistan, Tajikistan, dan China itu.

Khusus untuk taekwondo, negara yang dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani ini sudah meraih 2 perunggu di Olimpiade.

(Baca Juga: 5 Fakta Pelatih Baru Real Madrid, Ternyata Pernah Membela El Real dan Barcelona))

Adalah Rohullah Nikpai yang meraih perunggu taekwondo di kelas 58 kg putra pada Olimpiade Beijing 2008 dan perunggu di kelas 68 kg putra di Olimpiade London 2012.

Pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Afghanistanmenurunkan 47 atlet dari 6 cabang, yakni atletik, bulu tangkis, tinju, kriket, sepak bola, dan voli.

Kala itu, mereka membawa pulang satu perak dari kriket dan satu perunggu dari taekwondo kelas 63 kg putra melalui Ahmad Roman Abasi.

Kriket memang menjadi salah satu kekuatan Afghanistan.

Cabang ini sangat populer, yakni dimainkan dan selalu dinantikan di layar kaca oleh penduduk negara yang pernah dilarang tampil di Olimpiade 2000 oleh IOC karena peraturan soal olahraga di era Taliban.

Afghanistan menjadi juara 4 kali Asian Cricket Council Twenty20 Cup pada 2007, 2009, 2011, dan 2013.

Mereka juga meraih perak Asian Games 2010 dan 2014, serta lolos kualifikasi OCC World Twenty. Namun, kriket tak digelar di Asian Games 2018.

(Baca Juga: Ibrahimovic: Selain Pogba dan Mbappe, Ada Bintang Baru yang Akan Muncul Tanpa Disangka-sangka)

Sepak bola, basket, taekwondo, tinju, catur, atletik, rugbi, boling, dan mixed martial arts (MMA) juga termasuk cabang-cabang yang populer di Afghanistan.

Siyar Bahadurzada adalah petarung MMA asal Afghanistan yang turun di UFC (Ultimate Fighting Championship).

Meskipun begitu, olahraga masih terus dikembangkan di negara yang pernah mengalami Perang Soviet-Afghan pada akhir 1970-an hingga akhir 1980-an ini.

"Kami akan berjuang untuk menyediakan segala fasilitas demi memajukan olahraga di negeri ini," ucap Hafeez Wali Rahimi, Presiden ANOC, seperti dilansir Inside The Games Biz.


Editor : Imadudin Adam
Sumber : Tabloid BOLA, insidethegames.biz


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X