Kenapa Kalender di Tengah Pesta Asian Games 2018 Ditawar 1 Miliar Rupiah?

By Aziz Gancar Widyamukti - Sabtu, 1 September 2018 | 21:26 WIB
Kalender langka tahun Agustus 1945 yang dijual di lapak Batavia Books dan Batu Raden Antik, Zona Kaka Asian Games 2018, Gelora Bung Karno, Senayan.
TRIBUNNEWS.COM/GITA IRAWAN
Kalender langka tahun Agustus 1945 yang dijual di lapak Batavia Books dan Batu Raden Antik, Zona Kaka Asian Games 2018, Gelora Bung Karno, Senayan.

Berbagai cerita menarik muncul dari pesta olahraga Asia alias Asian Games 2018. salah satunya cerita selembar kalender.

Selain pernak-pernik Asian Games 2018, ternyata ada selembar kalender yang juga menjadi perhatian masyarakat.

Dilansir BolaSport.com dari Tribun Jakarta, ada selembar kalender bertanggal 17 Agustus 1945 yang dijual di Zona Kaka arena Asian Games 2018.

Uniknya, hingga saat ini belum ada yang bisa memiliki kalender unik tersebut.

(Baca juga: Mengenang Momen PON Pertama dalam Pameran Fotografi di Monumen Pers Nasional)

Bahkan, pemilik kalender itu, Muchlis Amir, memaparkan kalender tersebut pernah ditawar seharga mobil oleh pengusaha pada acara Pekan Raya Indonesia di ICE tahun 2017.

Akan tetapi, pengusaha tersebut gagal membawa pulang kalender milik Amir yang dicari selama 10 tahun itu.

Amir berhasil mendapatkan kalender antik ini dengan mahar di bawah 100 juta rupiah.

(Baca juga: Pameran Fotografi Sejarah Olahraga sebagai Sarana Menumbuhkan Minat Generasi Penerus)

"Seharga 1 miliar rupiah pun enggak akan saya jual," kata Amir," dikutip BolaSport.com dari Tribun Jakarta.

Maklum, kalender antik itu memiliki nilai sejarah tinggi dan bahan edukasi para pengunjung lapaknya.

Kendati demikian, Amir bisa saja mengubah keputusannya tersebut jika negara hendak membeli kalender antik miliknya.

(Baca juga: Inilah Harga Sepatu yang Dikenakan Lalu Muhammad Zohri dalam Ajang Asian Games 2018)

Pedagang barang antik sejak 1980 itu memang sudah ahli dalam memilih benda bersejarah.

Ia bahkan bisa membedakan kalender 17 Agustus 1945 yang asli dan palsu.

Amir bisa membedakannya karena saat itu seorang kawan membawakannya kalender itu bergambar Soekarno dan Hatta yang sedang membacakan teks proklamasi.

Padahal pada tanggal tersebut, tentu saja "Enggak mungkin, kan? Saya ketawa saja," kata Amir.

 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on 


Editor : Weshley Hutagalung
Sumber : BolaSport.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X