Leo Rolly Carnando Ajak Tidur Raket Bulu Tangkis sejak Usia 2 Tahun

By Nugyasa Laksamana - Senin, 26 November 2018 | 18:04 WIB
Pebulu tangkis ganda campuran muda Indonesia, Leo Rolly Carnando (tengah), berfoto dengan kedua orangtuanya pada acara pemberian bonus dari Djarum Foundation, di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Senin (26/11/2018).
NUGYASA LAKSAMANA/BOLASPORT.COM
Pebulu tangkis ganda campuran muda Indonesia, Leo Rolly Carnando (tengah), berfoto dengan kedua orangtuanya pada acara pemberian bonus dari Djarum Foundation, di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Dunia bulu tangkis ternyata sudah sangat melekat pada Leo Rolly Carnando sejak pemain ganda campuran kelahiran Klaten, Jawa Tengah itu masih berusia 2 tahun.

Nama Leo Rolly Carnando mulai mengemuka setelah pada pekan lalu berhasil memenangi sektor ganda campuran Kejuaraan Dunia Junior 2018 bersama pasangannya, Indah Cahya Sari Jamil.

Menurut penuturan kedua orangtuanya, Leo sudah menyukai olahraga tepok bulu ketika masih sangat kecil.

Saking cintanya terhadap bulu tangkis, Leo kecil diketahui sering tidur sambil membawa raketnya yang diletakkan di bawah bantal.

"Dari kecil memang seperti itu kebiasaan uniknya. Raketnya diajak bobo," ujar ayahanda Leo, Trio Efendi, kepada BolaSport.com di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Senin (26/11/2018).

Leo tak memungkiri pernyataan ayahnya tersebut. Ia mengakui suka membawa tidur raket bulu tangkis karena ada sensasi tersendiri yang dirasakannya.

"Rasanya asyik bisa tidur sama raket. Soalnya ketika sebelum tidur, saya sering main-mainin raket sama shuttlecock," ucap Leo.

Leo mulai mengenal bulu tangkis dari kakaknya, Samudra Buana Kusuma Jaya, yang sempat mengikuti berbagai ajang seperti Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) di beberapa kota di Indonesia.

Sering melihat rutinitas latihan kakaknya di lapangan, Leo kecil akhirnya tertarik dengan bulu tangkis dan terus mendalaminya hingga sekarang.

Baca juga:

Kini, sang kakak sudah tak aktif lagi bermain bulu tangkis karena memilih untuk menempuh pendidikan perguruan tinggi.

"Saya bisa suka bulu tangkis ya gara-gara kakak saya itu," ujar Leo.

Perjuangan Leo menembus PB Djarum tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ia harus berusaha keras dan mencoba berkali-kali hingga akhirnya diterima.

Sejak kali pertama ikut audisi pada 2012, Leo terhitung lima kali gagal lolos. Namun, hal tersebut tak membuatnya patah arang karena keinginan kuatnya masuk PB Djarum.

"Semuanya itu nggak lolos seleksi sektor tunggal. Kemudian saya ikut tes lagi di Jakarta, dan ternyata diterima meskipun akhirnya bermain di sektor ganda," kata Leo.

Keputusan menempatkan Leo di sektor ganda ternyata tak keliru. Ia membuktikan bisa berkembang pesat dengan menjadi juara dunia junior ganda campuran bersama Indah.


Editor : Nugyasa Laksamana
Sumber : BolaSport.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X