Pelatih Timnas Jadi Beban Baru Federasi

By Kukuh Wahyudi - Kamis, 28 Maret 2013 | 09:26 WIB
Djohar Arifin, Luis Manuel Blanco, dan Dubes Aregentina, Gustavo Nendes. (dari kiri ke kanan)
Kukuh Wahyudi/Bolanews
Djohar Arifin, Luis Manuel Blanco, dan Dubes Aregentina, Gustavo Nendes. (dari kiri ke kanan)

Saat mengumumkan Luis Manuel Blanco sebagai pelatih timnas, Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, menegaskan penunjukan itu merupakan implementasi kerja sama government to government antara pemerintah Indonesia dengan Argentina.

Saat Blanco diberhentikan sementara oleh Wakil Ketua Badan Tim Nasional, Harbiansyah Hanafiah, sejumlah pengurus lain BTN mengapungkan isu bakal memburuknya hubungan Indonesia dan Argentina karena kerja sama G to G dicederai.

"Jangan main-main. Kalau Blanco mengadu ke pemerintah negaranya serta FIFA, PSSI bisa repot," ujar Habil Marati, yang mendampingi Blanco menemui Menpora Roy Suryo untuk mengadukan kasusnya.

Namun, belakangan kebenaran tentang proses kedatangan Blanco merupakan bagian dari hubungan bilateral antara kedua negara dipertanyakan. Menpora menyebut kasus Blanco sama sekali tidak berdampak buruk bagi hubungan Indonesia dan Argentina.

"Kasus Blanco tidak akan berpengaruh apa-apa," kata Roy.

Dubes Argentina, Gustavo Nendes, yang sempat menggelar pertemuan dengan Roy pekan lalu menegaskan hal senada. "Saya menjamin masalah yang terjadi pada Blanco tidak akan mengganggu hubungan kedua negara. Justru pemerintahan Argentina ingin sekali menjalin kerja sama di bidang olah raga bulu tangkis atau pencak silat," kata Gustavo.

Informal

Memang benar Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, meminta bantuan kepada Presiden Argentina, Cristina Elisabet Fernandez de Kirschner, untuk membantu mengembangkan sepak bola Indonesia, tetapi sifatnya informal.

Nama Blanco mencuat bukan dari pemerintah Argentina, melainkan dari PSSI dengan menggandeng pihak ketiga. Pemerintah tidak ikut membiayai kontrak Blanco. "Yang menanggung PSSI," ungkap Hadiyandra, Sekjen PSSI.

Uang untuk mengontrak Blanco konon berasal dari kocek pribadi Ketua BTN, Isran Noor. "Dengan konsep kerja sama yang tidak jelas seperti itu, semestinya PSSI meninjau ulang. Pelatih yang kualitasnya meragukan serta tidak memahami kultur sepak bola Indonesia sebaiknya jangan dipercaya memimpin timnas," kata Andi Darussalam, mantan manajer timnas.


Editor : Ario Yosia


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X