Jangan Terpaku Kekalahan di Dakka

By Caesar Sardi - Kamis, 29 November 2012 | 17:00 WIB
Acungan tangan Herry Kiswanto setelah mencetak gol ke gawang Muangthai diserbu rekan-rekannya Aun Harhara, Ristomoyo, dan Zulkarnain Lubis.
Dokumentasi Tabloid BOLA
Acungan tangan Herry Kiswanto setelah mencetak gol ke gawang Muangthai diserbu rekan-rekannya Aun Harhara, Ristomoyo, dan Zulkarnain Lubis.

wajah sayu mewarnai suasana tim Indonesia sejak dari stadion sampai ke Hotel Sheraton, setelah menderita kalah 1-2 melawan Bangladesh di Dakka Selasa lalu.

Suasana itu sangat berlawanan dibandingkan dengan 4 hari sebelumnya di Bangkok, lapor wartawan BOLA M. Nigara dari Dakka. Keperkasaan dengan semangat juang yang tinggi di negeri gajah putih, seperti menguap ketika menghadapi pemain-pemain Benggali.

Celakanya lagi, semangat persatuan yang begitu besar sejak di Jakarta, mulai terkoyak di Dakka. Muncul keadaan saling menyalahkan akibat kekalahan itu.

Kekalahan pertama setelah memenangkan empat pertandingan sebelumnya di Subgrup III B Pra-Piala Dunia itu memang pukulan berat buat tim nasional kita. Harapan tampil sebagai juara yang sudah berada dalam genggaman setelah unggul lebih dulu 1-0 melalui tendangan penalti Bambang Nurdiansyah, untuk sementara terbang lagi setelah pihak tuan rumah membuat 2 gol balasan di babak kedua.

Rully

Penampilan Herry Kiswanto cs di Dakka memang di bawah bentuk permainan mereka sebenarnya. Mereka bermain seperti ragu-ragu, kurang ngotot dan sering melakukan kesalahan.

"Anak-anak memang bermain di bawah form. Kalau penampilan seperti ini terulang di Kalkuta 6 April, peluang kita akan makin tipis," ujar Benny Mulyono. Manajer tim itu tidak tahu apa sebabnya mereka tampil seperti itu tanpa semangat juang seperti ketika mereka mengalahkan Muangthai di Bangkok. Apalagi dibanding ketika tampil di Senayan.

Benny yang merasa sangat sedih melihat penampilan timnya, sudah merasa khawatir sejak RuUy Nere terkena kartu merah di Bangkok. "Kekhawatiran saya tentang lapangan tengah ternyata menjadi kenyataan. Distribusi bola menjadi tersendat tanpa Rully."

Bos pabrik cat Warna Agung ini tidak ingin memberikan komentar tentang pemasangan dan pergantian pemain, termasuk keluarnya Zulkarnain Lubis. Hak itu, katanya, sepenuhnya berada di tangan pelatih Sinyo Aliandoe.

Zulkarnain memang sangat diharapkan untuk lebih berperan di lapangan tengah setelah Rully Nere tidak bisa bermain. "Kita pincang di tengah tanpa Rully. Saya sudah sangat takut sejak ia terkena kartu merah. Saya berharap Zul dapat berbuat banyak sebagai pengganti Rully," ujar kapten kesebelasan Herry Kiswanto.

"Tapi betapa terkejutnya saya ketika Zul ditarik. Selain terlalu cepat," Farrel Hattu yang menggantikannya tidak bisa bermain seperti Zul yang lugas dan berani. Farrel terlalu cantik dan lembut untuk menghadapi Bangladesh," ujar bekas pemain Pardedetex dan Yanita Utama itu.

Asisten pelatih Salmon Nasution pun tidak setuju digantinya Zulkarnain. "Tapi saya sudah kehabisan akal untuk meyakinkan Sinyo. Ia tetap menginginkan Zul keluar, dan saya kan hanya asisten pelatih," tutur Salmon.

Sinyo sendiri sejak semula ingin menggantikan Wahyu Tanoto yang memang sering melakukan kesalahan. Tapi ia melihat Zulkarnain lebih lemah, sehingga perlu ditarik meski pun pertandingan babak pertama belum berakhir dan Indonesia unggul 1-0.

"Saya tak merasa bersalah menarik Zul, sebab dia memang sering berbuat salah. Kekalahan terjadi karena kita bermain tidak tenang. Kalau berbicara soal penampilan buruk, semua pemain memang di bawah harapan," ujar Sinyo yang sebelum pertandingan mengatakan akan menghabisi Bangladesh.

Perasaan Takut

Penampilan di bawah normal itu diakui juga oleh kapten kesebelasan Herry Kiswanto dan hal ini dianggapnya sebagai kunci utama dari kekalahan itu.

"Saya tidak tahu kenapa perasaan takut dan tergesa-gesa menyelimuti para pemain. Sehingga untuk menguasai dan melepas bola tidak bisa dilakukan dengan baik sejak menit-menit pertama pertandingan. Perasaan semacam ini benar-benar sangat mengganggu," kata Herry. Hal ini dibenarkan Bambang Nurdiansyah, Dede Sulaiman, Marzuki, serta Aun Harhara.

Kiper Hermansyah yang biasanya tampil secara gemilang, sore itu melakukan kesalahan fatal. Bola di tangan yang ditendangnya mengenai pemain Bangladesh Ilyas, sehingga mental ke arah gawang. Untung membelok lagi ke samping, dan pemain Bangladesh itu sia-sia mengejarnya.

"Saya seperti tidak bisa menarik napas," ujar Hermansyah, 18. "Siapapun kiper di bawah gawang PSSI, kalau bermain seperti ini, ditekan terus, pasti kecolongan. Anda bayangkan, saya diteror terus-menerus. Saya sudah mencoba menahan, tapi beginilah jadinya."

Mengenai gol kedua yang terjadi melalui tendangan bebas, pemain yang dibesarkan di PSSI Garuda itu merasa posisinya saat dilakukan tendangan sudah safe. "Saya sangat terkejut ketika gol terjadi. Bola terlebih dulu mengenai pemain kita, sehingga arahnya berubah," tuturnya.

Kembali Ngotot

"Lupakan kekalahan. Dunia belum kiamat."

Ucapan yang dilontarkan Acub Zaenal di kamar pakaian stadion Dakka itu sangat tepat untuk menghalau rasa duka yang sangat dalam akibat kekalahan dari Bangladesh.

Harapan menjadi juara yang sudah di tangan dan untuk sementara terbang kembali bukanlah berarti peluang untuk merebutnya sudah pupus. Kita masih punya kesempatan untuk kembali ngotot di Kalkuta hari ini menghadapi India meskipun semua orang tahu hal itu cukup berat untuk meraih satu angka pun.

Bila saja keadaan tim bisa kembali seperti penampilan di Senayan dan Din Daeng, Bangkok, adalah wajar kalau Herry Kiswanto cs mampu minimal menahan seri tuan rumah. Berarti kita memperoleh pengumpulan 9 angka sementara India akan kehilangan 4 angka. Jika pun India kemudian menang atas Muangthai dan Bangladesh di kandangnya sendiri, maksimal angka yang bisa mereka kumpulkan hanya 8. Semoga demikianlah jadinya!

(Penulis: Mahfudin Nigara - Tabloid BOLA, edisi no. 58, Sabtu 6 April 1985)


Editor : Caesar Sardi


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X