Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Jagoan MMA legendaris, Georges St-Pierre, mengungkapkan fakta menarik mengenai gaji pertamanya sebagai petarung UFC yang terbilang mengejutkan.
Wacana duel legenda UFC, Goerges St-Pierre, kontra legenda tinju, Oscar De La Hoya, sempat menggemparkan jagat MMA akhir-akhir ini.
Wacana duel ini semakin menjadi pemberitaan hangat karena kehadiran Presiden UFC, Dana White, yang menjadi penghalang terwujudnya duel ini.
Padahal, legenda tarung yang akrab disapa GSP itu mengklaim bahwa dirinya tertarik dengan ajakan duel melawan Oscar De La Hoya tersebut.
Di sela-sela permasalahan mengenai duel tinju tersebut, Georges St-Pierre justru mengungkapkan fakta menarik mengenai kariernya bersama UFC.
Melalui majalah Wealthsimple, GSP mengungkapkan bagaimana situasi finansial yang dialaminya ketika tampil pertama kali sebagai petarung UFC.
Tampil pertama kali menghadapi Karo Parisyan di UFC 45 pada tahun 2004, St-Pierre mengatakan dia bersemangat untuk menjalani debut, tetapi dia menyadari bahwa dirinya mendapatkan gaji di bawah rata-rata.
"Saya direkrut oleh UFC, yang mana merupakan organisasi paling bergengsi di dunia. Rasanya seperti tampil di NBA. Tetapi, gaji yang diberikan masih mengerikan," kata Georges St-Pierre dikutip Juara.net dari Sportskeeda.
Baca Juga: Tak Cuma GSP vs Oscar De La Hoya, Bos UFC Juga Halangi Dua Mantan Ratu Gelut
Pada laga debutnya, GSP mengungkapkan bahwa dirinya bertarung di bawah persyaratan kontrak dengan mendapatkan bayaran 3.000 dolar AS atau setara 42,7 juta rupiah untuk sekali tampil dan 3.000 dolar untuk sebuah kemenangan.
Setelah itu, Georges St-Pierre mendapatkan kesempatan melakoni laga perebutan titel juara kelas welter UFC menghadapi Matt Hughes di UFC 50.
Menurut jagoan asal Kanada ini, dia mendapatkan bayaran senilai 9.000 dolar AS atau setara 128 juta rupiah untuk sebuah pertarungan perebutan sabuk juara.
Namun, kegagalan GSP melengserkan Hughes mencegahnya mendapatkan gaji sebesar 9.000 dolar.
GSP sendiri ingat bagaimana dirinya menggertak UFC untuk memberikan kenaikan gaji yang fantastis.
Berstatus sebagai juara kelas welter UFC pada tahun 2008, GSP mengungkapkan bahwa dia menolak untuk menandatangani perpanjangan kontrak.
Hal itu dilakukan demi menekan UFC untuk memberinya kesepakatan kontrak yang lebih baik.
St-Pierre mengaku langkah yang dia ambil merupakan perjudian.
GSP bahkan menganggap UFC layaknya pasar saham.
Jika seorang petarung berhasil menjadi yang terbaik, maka dia akan bisa mendapatkan bayaran yang fantastis.
Baca Juga: GSP Mau Lawan Kliennya, Manajer Khabib Malah Jadi Sales Kamaru Usman
Namun, jika petarung tampil buruk dan kalah, gaji yang akan diterimanya juga akan ikut menurun.
"Kami mengambil risiko besar karena ini seperti pasar saham. Nilai saham Anda mungkin meningkat jika meraih kesuksesan, tetapi juga bisa menurun jika Anda kalah," lanjut GSP.
"Tetapi, itulah yang kami putuskan. Saya selalu percaya pada diri sendiri, jadi kami mengambil risiko yang besar."
Pada akhirnya gertakan Georges St-Pierre waktu itu berhasil.
UFC akhirnya menyodorkan kontrak baru di mana GSP mendapatkan bayaran lebih dari 400 ribu dolar AS atau setara 5,7 miliar rupiah untuk sekali bertarung.
"Jadi, setelah berhasil menjadi juara pada 2008, saya bertaruh besar pada diri sendiri dan mengatakan kepada UFC bahwa saya tidak akan menandatangani kontrak dengan mereka," jelas GSP.
"Di hari sebelum saya bertarung menghadapi Jon Fitch, UFC kembali dengan memberikan kontrak gila karena mereka tidak ingin saya berstatus agen beban."
"Anda membaca saya menghasilkan 400 ribu dolar AS untuk sekali pertandingan? Tidak, saya menghasilkan lebih dari itu."
"Lebih dari itu. Jutaan. Ketika berada di puncak karier, saya berhasil menghasilkan jutaan dolar begitu banyak," pungkas Georges St-Pierre.
Baca Juga: Manajer Menyingkap! Khabib vs GSP Nyaris Terjadi 2 Minggu Lalu