Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.net - Toronto Raptors mengakhiri duka 24 tahun kala menyabet gelar juara NBA untuk pertama kalinya sepanjang sejarah waralaba mereka.
Toronto Raptors juga menjadi tim pertama di luar Amerika Serikat yang menjadi pemenang gelar NBA, 24 tahun setelah mereka pertama masuk liga.
Kawhi Leonard cs mengalahkan Golden State Warriors 114-110 di Oracle Arena, kandang Warriors yang terkenal buas terhadap tim tamu, untuk memastikan kemenangan 4-2 Toronto pada laga keenam NBA Finals.
Partai tersebut merupakan laga playoff ke-106 Toronto sepanjang sejarah mereka.
Dikutip JUARA.net dari CBC, presiden Raptor Masai Ujiri merisikokan segalanya untuk mencapai kejayaan di NBA Finals ini.
Baca Juga: NBA Finals 2019 - Menang, Toronto Raptors Cetak Sejarah di NBA
Ujiri memecat Dwane Casey hanya dua hari setelah ia dinobatkan sebagai pelatih terbaik musim.
Kekalahan 0-4 dari Cleveland Cavaliers pada semifinal confederence musim lalu (ketiga kalinya secara beruntun mereka tumbang dari Cavaliers) juga membuat sang pemilik menukar pemain paling populer tim, DeMar De Rozan, ke San Antonio Spurs.
Sebagai gantinya, ia mendatangkan Kawhi Leonard yang menjadi motor utama tim musim ini.
Pertukaran ini merupakan risiko karena Leonard hanya bermain sembilan laga musim lalu karena cedera.
"Saya melalui banyak hal musim panas lalu," tutur Leonard kepada CBC. "Saya punya support system yang hebat, saya hanya bekerja keras dan menjaga mindset untuk meraih kemenangan ini."
HEART OF A CHAMPION! @Klow7 | #WeTheNorth pic.twitter.com/VwMntkCuuI
— Toronto Raptors (@Raptors) June 14, 2019
Setahun dan satu hari setelah Nick Nurse, asisten Casey, ditunjuk menjadi pelatih utama oleh Ujiri, ia menjawab kepercayaan itu dengan membawa Raptors juara NBA pada usaha pertamanya.
Baca Juga: Tugas Baru Telah Menanti Lee Chong Wei setelah Gantung Raket
Padahal, Raptors adalah tim yang kerap memberi harapan palsu kepada para pendukung mereka.
"Para fans menghabiskan bertahun-tahun melihat para pemain terbaik Raptors pergi dan, ketika tim mulai konsisten bagus, harus menyaksikan harapan itu ditarik dari mereka," tulis kolumnis National Post, Scott Stinson.
"Pada suatu titik, fans menjadi percaya bahwa mereka tak ditakdirkan untuk merengkuh kesuksesan."
Bagaimana tidak, Raptors kerap mendatangkan pemain bagus hanya untuk melihat mereka pergi sebelum mewujudkan potensial penuh.
Sebaliknya, mereka tak jarang terjebak dengan pemain buruk yang tak bisa mereka lepas.
Tim ini juga beberapa kali melakukan kesalahan saat mendapatkan overall pick pertama di draft lottery atau mendatangkan pemain yang tak bisa lagi mengikuti beratnya bermain basket secara profesional.
Bahkan, sempat ada anggapan bahwa bermain bagi Raptors sama seperti dikirim ke Siberia.
"Dulu ada stigma, seorang pemain veteran sudah berada di jenjang akhir kariernya apabila ditukar ke Toronto," tutur Lamond Murray.
Raptors juga pernah melihat Vince Carter, mungkin pemain terbaik klub, mensabotase tim untuk hijrah. Selain itu, pemain kedua terbaik mereka hengkang untuk menjadi figur sampingan di tim juara.
Namun, duka-duka itu terhapus sudah dengan kemenangan 4-2 atas Golden State. Tak heran apabila seantero kota Toronto berpesta di jalanan hingga larut malam.