Besar Pasak dari pada Tiang, Balon eSports Dikatakan Bakal Meletus

By Firzie A. Idris - Senin, 27 Mei 2019 | 15:49 WIB
Seorang pemuda sedang asyik memainkan eSports di High Grounds Icafe, Jakarta Utara, Selasa (24/7/201 (SEPTIAN TAMBUNAN/BOLASPORT.COM)

Bahkan, satu pegawai Riot Games yang punya pengetahuan soal pemasukan eSports mengatakan bahwa tujuan utama tim-tm eSports sekarang adalah bagaimana agar tidak kehilangan uang terus menerus.

Mereka belum membicarakan cara mencari keuntungan.

Baca Juga: Super Human - Wanita ini Cetak Rekor Lakukan Plank 4 Jam!

Satu hal yang ditekankan Kotaku adalah investasi bukanlah pemasukan, atau pun pendapatan. Kebanyakan tim eSports masih membakar uang - dari para investor mereka - dan belum mencatatkan keuntungan.

Salah satu aspek yang masih sulit dikembangkan adalah soal pengeluaran suporter dalam mendukung tim.

Namun, fans olahraga tradisional Amerika mengeluarkan rata-rata hingga 710 dolar AS menghadiri event olahraga tradisional sementara fans eSports hanya mengeluarkan uang uang 5 dolar dalam setahun.

Potensi suporter eSports memang sangat besar.

Kejuaraan Dunia League of Legends musim lalu mengundang 200 juta penonton hanya dari China walau angka itu dipangkas menjadi 99,6 juta unique views berdasarkan data dari Riot Games.

Perbedaannya, para suporter eSports lebih senang mengikuti sosok pemain ketimbang tim. Di sini letak perbedaan eSports dengan model tradisional tim olahraga.

Pemain sukses dengan pengikut setia akan bisa mengeruk lebih banyak keuntungan lewat sponsor di platform Twitch atau YouTube ketimbang jika mereka memperkuat tim eSports.