Tantangan SSB Chelsea, Arsenal, dan Liverpool

By Aning Jati - Jumat, 6 Februari 2015 | 21:01 WIB
Real Madrid Social School, tujuan lebih dalam ke masalah sosial

Sejak 2010, mulai tumbuh SSB atau akademi sepak bola yang membawa citra atau aroma klub besar seperti Arsenal, Chelsea, Liverpool dan Real Madrid.

Namun hubungan antara SSB tersebut dengan klub asli di Eropa, harus diperhatikan baik-baik.

Misalnya SSB Chelsea, yang ternyata tidak memiliki hubungan langsung dengan akademi sepak bola Chelsea FC di London. “Mereka hanya berhubungan dengan akademi Chelsea di Singapura yang secara resmi memiliki lisensi dengan Chelsea FC di London,” kata Taufik Jursal Effendi, Ketua ASSBI. 
Begitu pula SSB Arsenal yang menurut Taufik hanya membeli panduan program pelatih untuk diterapkan di Indonesia, khususnya Jakarta. “Untuk SSB seperti mereka ini biayanya pendaftarannya bisa sampai jutaan begitu pula dengan biaya latihan perbulannya,” tutur Taufik. 
Bagi Taufik SSB internasional ini bukan saingan bagi SSB lokal yang bertujuan murni pembinaan pemain usia muda. “Tantangan bagi SSB internasional itu adalah membuktikan jika siswa binaannya bisa bermain di klub-klub Eropa yang menaungi mereka. Sampai bisa tidak siswanya masuk ke klub itu?” ujar Taufik.
Lain halnya dengan Real Madrid Social School (RMSS) yang sempat berdiri di Banda Aceh, Yogyakarta, Jayapura, Banjarmasin dan Sidoarjo. Tujuan SSB ini lebih kepada pembinaan anak-anak yang dikhawatirkan salah arah atau salah kelakuan. “Tujuannya lebih ke bidang sosial, meski semua program dan pelatihnya dilatih langsung oleh instruktur dari Real Madrid,” kata Muhammad Arifin, Direktur RMSS Banjarmasin. 
Untuk itu pemain yang masuk pun bebas, baik itu laki-laki atau perempuan. Pendiriannya pun di kota-kota tertentu yang terdampak masalah sosial seperti Aceh yang pernah terkena tsunami, Yogya yang pernah terkena gempa, Sidoarjo yang pernah terdampak luapan lumpur. Penandatangan kerja sama antara Yayasan Real Madrid Indonesia dengan Real Madrid CF juga sudah dilakukan di Madrid, November 2010. 
“Setiap tahun kami diaudit oleh auditor dari Real Madrid. Bahkan terakhir dari auditor independen yang ditunjuk oleh Rela Madrid CF. Hasilnya empat RMSS di Aceh, Yogya, Jayapura harus ditutup karena dinilai menyalahi filosofi Real Madrid. Kini hanya bertahan RMSS di Banjarmasin dan Sidoarjo,” kata Arifin. (ary)
SSB Arsenal
Pendaftaran: Rp 1,75 juta
Latihan: Rp 2,5 - 3,5 juta per delapan sesi selama 2 jam
SSB Liverpool
Pendaftaran: Rp 1,75 juta
Latihan: Rp 750.000/bulan (satu kali seminggu), Rp 1,2 juta/bulan (dua kali seminggu), dan Rp 1,6 juta/bulan (tiga kali seminggu). Durasi latihan 2 jam
SSB Chelsea
Pendaftaran: Rp 1,2 juta
Latihan: Rp 880.000 per sesi selama 1,5 jam
Real Madrid Social School 
Pendaftaran: Gratis
Latihan: Dipungut sumbangan bagi yang mampu (60% jumlah siswa) dan  gratis (40% jumlah siswa)

Misalnya SSB Chelsea, yang ternyata tidak memiliki hubungan langsung dengan akademi sepak bola Chelsea FC di London. “Mereka hanya berhubungan dengan akademi Chelsea di Singapura yang secara resmi memiliki lisensi dengan Chelsea FC di London,” kata Taufik Jursal Effendi, Ketua ASSBI. 

Begitu pula SSB Arsenal yang menurut Taufik hanya membeli panduan program pelatih untuk diterapkan di Indonesia, khususnya Jakarta. “Untuk SSB seperti mereka ini biayanya pendaftarannya bisa sampai jutaan begitu pula dengan biaya latihan perbulannya,” tutur Taufik. 

Bagi Taufik SSB internasional ini bukan saingan bagi SSB lokal yang bertujuan murni pembinaan pemain usia muda. “Tantangan bagi SSB internasional itu adalah membuktikan jika siswa binaannya bisa bermain di klub-klub Eropa yang menaungi mereka. Sampai bisa tidak siswanya masuk ke klub itu?” ujar Taufik.

Lain halnya dengan Real Madrid Social School (RMSS) yang sempat berdiri di Banda Aceh, Yogyakarta, Jayapura, Banjarmasin dan Sidoarjo. Tujuan SSB ini lebih kepada pembinaan anak-anak yang dikhawatirkan salah arah atau salah kelakuan. “Tujuannya lebih ke bidang sosial, meski semua program dan pelatihnya dilatih langsung oleh instruktur dari Real Madrid,” kata Muhammad Arifin, Direktur RMSS Banjarmasin. 

Untuk itu pemain yang masuk pun bebas, baik itu laki-laki atau perempuan. Pendiriannya pun di kota-kota tertentu yang terdampak masalah sosial seperti Aceh yang pernah terkena tsunami, Yogya yang pernah terkena gempa, Sidoarjo yang pernah terdampak luapan lumpur. Penandatangan kerja sama antara Yayasan Real Madrid Indonesia dengan Real Madrid CF juga sudah dilakukan di Madrid, November 2010. 

“Setiap tahun kami diaudit oleh auditor dari Real Madrid. Bahkan terakhir dari auditor independen yang ditunjuk oleh Rela Madrid CF. Hasilnya empat RMSS di Aceh, Yogya, Jayapura harus ditutup karena dinilai menyalahi filosofi Real Madrid. Kini hanya bertahan RMSS di Banjarmasin dan Sidoarjo,” kata Arifin. (ary)

SSB Arsenal

Pendaftaran: Rp 1,75 juta