Labbola Bawa Nama Indonesia di WCSF 2015

By Firzie A. Idris - Kamis, 2 Juli 2015 | 15:00 WIB
Para kru Labbola di Kopenhagen, Denmark. (Istimewa)

Secara umum, terdapat tiga macam sesi utama yaitu presentasi riset dari peserta baik dalam bentuk sesi poster maupun oral, workshop dan materi dari para ahli, serta eksibisi dari perusahaan pendukung.

Selama empat hari para peserta bebas untuk ikut dan berinteraksi dalam seluruh sesi yang berjalan secara paralel. Pembahasan sepak bola masih mendominasi hingga 82% dari konten yang dibawakan. Secara garis besar, pembahasan dapat dibagi menjadi tujuh kelompok besar, yaitu biomekanik, analisa pertandingan, psikologi, ilmu kepelatihan, ilmu kesehatan, ilmu kajian, dan perangkat pertandingan.

Psikologi adalah salah satu bidang keilmuan yang berkembang pesat dengan peningkatan signifikan dari jumlah penelitian yang dilakukan bila dibandingkan konferensi semacam sebelumnya. Labbola pun ikut ambil bagian dengan mempresentasikan salah satu riset dalam bentuk poster mengenai riset psikologi terkait timnas U-19 di tahun 2014.

Pembahasan performa atlet baik dalam ilmu kesehatan, kepelatihan, biomekanik dan analisa pertandingan menjadikan parameter lari intensitas tinggi (high intensity running) sebagai primadona.

Paremeter yang melibatkan kemampuan fisik dan aktivitas pergerakan selama pertandingan maupun latihan ini didapatkan dengan berbagai cara. Dalam hal latihan tentunya metode yang tersedia sangat beragam mulai dari pemasangan alat dengan teknologi GPS pada pemain hingga sistem pelacak pergerakan dengan multi-kamera.

Sementara untuk pengambilan data dari pertandingan resmi sebagian besar masih terbatas teknologi kamera karena aturan permainan yang tak memperkenankan penggunaan alat yang dipakaikan pada pemain. Data yang dikumpulkan kemudian dikaitkan kepada level performa tim, jenis latihan yang efektif, pencegahan cedera, hingga pembangunan sistem yang dibutuhkan untuk mendukung peningkatan penggunaan data itu sendiri.

Beberapa perusahaan besar yang terlibat dalam eksibisi seperti Catapult dan Statsports pun menawarkan servis sejenis terkait pendataan pergerakan dan aktivitas pemain selama latihan maupun pertandingan.

Pentingnya Aktivitas Riset

Konklusi yang kami dapatkan adalah pentingnya aktivitas riset untuk digalakkan lalu kemudian diselaraskan dengan kebutuhan praktisi olahraga. Untuk itu peran komunikasi antara peneliti dan praktisi sangat dibutuhkan dalam merumuskan arah dari pengembangan yang ingin difokuskan.

Peneliti tidak disarankan untuk hanya mengambil sudut pandang keilmuan dalam mendefinisikan kebutuhan praktisi sepakbola, begitu juga para praktisi diharapkan tidak menutup mata dari perkembangan teknologi yang berlangsung.

Dalam pengembangan lanjutan, para ahli di konferensi tersebut menyarankan untuk melakukan pendekatan hasil riset terhadap implementasi dalam bentuk latihan yang nantinya bertujuan akhir pada peningkatan performa dan penurunan peluang cedera. Rangkaian acara ditutup dengan pengumuman pelaksanaan konferensi empat tahun mendatang yang akan bertempat di Melbourne, Australia.

Selain itu masih ada acara serupa bertitel World Conference on Science and Soccer yang akan diselenggarakan di Rennes, Perancis pada 2017, turut tampil di rangkaian penutup konferensi untuk mengajak para peserta mempersiapkan riset kembali untuk dipresentasikan dua tahun lagi.