Juara Asia yang Rindu Regenerasi

By Fajar Mutaqin Ahmad - Jumat, 14 Agustus 2015 | 15:06 WIB
Arief Taufan Syamsuddin bersama keluarga. Arief tetap menggeluti karate setelah pensiun. (Abdi Satria)

Karate termasuk cabang peraih emas buat Indonesia di pentas Asian Games (AG). Arief Taufan Syamsuddin adalah karateka pertama yang melakukannya.

Karateka asal Makassar ini meraih emas pada nomor kumite kelas 60 kg di AG Bangkok 1998. Di final, Arief mengalahkan karateka asal Uni Emirat Arab, Fakhruddin Taher, dengan skor 6-2.

"Emas itu menjadi kenangan terindah buat saya sampai sekarang. Apalagi, saat itu saya sebenarnya tak dibebani target medali," kenang Arief.

Menurut Arief, selain peta persaingan sangat ketat, kiprah pria kelahiran 30 September 1974 ini pada sejumlah turnamen pemanasan yang diikutinya sebelum ke Bangkok terbilang standar.

Misalnya, pada Kejuaraan Australia Terbuka 1998, dia hanya meraih perunggu. Selain itu, Arief sudah tersingkir di babak kedua Kejuaraan Dunia di Brasil.

"Tampil tanpa beban membuat saya bermain lepas," ujar Arief, yang menjalani setahun persiapan di pelatnas sebelum ke Bangkok.

Usai AG Bangkok, prestasi Arief sebagai karateka terbilang stabil dengan merajai sejumlah turnamen nasional dan internasional.

Dalam kesehariannya, Arief bekerja di PT Bank Mandiri. Pekerjaan itu ia dapatkan berkat prestasinya sebagai karateka. Ia kemudian mempersunting Liana Sari, petenis asal Jawa Barat yang memberinya tiga buah hati.

"Karate memang membuat saya kehilangan masa remaja. Namun, saya tidak kecewa karena saya mendapatkan banyak hal dari karate. Selain pekerjaan, materi, dan menjadi suami, saya juga bisa memberangkatkan ibu ke tanah suci pada 2003. Sayang, ayah tidak sempat naik haji karena meninggal setahun sebelumnya," tutur anak pasangan Syamsuddin (alm.) dan Norma ini.

Regenerasi Karate