Swansea-MU: Ujian Ketangguhan Tembok Iblis

By Firzie A. Idris - Sabtu, 29 Agustus 2015 | 16:20 WIB
Striker Swansea yang tengah tajam, Bafetimbi Gomis, bakal menguji pertahanan kokoh Man. United. (Getty Images)

Van Gaal dan Monk punya taktik yang sesungguhnya sama: berformasi 4-2-3-1 dan mengutamakan penguasaan bola tinggi dengan cara bermain ala tiki-taka.

Di EPL musim ini, penguasaan bola Swansea (57%) merupakan tertinggi kedua setelah Arsenal (59), sementara United berada di urutan ketiga (56%).

Namun, hasil dari penerapan taktik tersebut berbeda. Swansea saat ini tercatat sebagai salah satu tim dengan serangan terbaik.

Bersama City dan Liverpool, United adalah tim yang belum kebobolan di EPL musim ini. Laga di Stadion Liberty esok bakal memperlihatkan sejauh mana United dapat bertahan dibombardir tuan rumah.

Swansea telah mencetak lima gol, berselisih tiga gol dari tim terproduktif EPL saat ini, Manchester City. Statistik serangan juga memperlihatkan keunggulan Swansea dalam situasi menyerang, seperti tembakan akurat dan umpan kunci.

Berbanding terbalik dengan United. Pertahanan Chris Smalling cs. adalah salah satu yang terbaik di liga saat ini.

Bersama City dan Liverpool, United adalah tim yang belum kebobolan di EPL musim ini. Laga di Stadion Liberty esok bakal memperlihatkan sejauh mana United dapat bertahan dibombardir tuan rumah.

Bek tengah Smalling, yang musim ini mendapat banyak pujian atas ketangguhannya di jantung pertahanan, akan ditantang Bafetimbi Gomis, striker Swansea yang selalu mencetak gol di tiga pekan perdana EPL musim ini.

Gomis tahu betul rasanya membobol gawang United. Ia melakukannya pada Februari 2015 guna membantu Swansea menang 2-1 di kandang atas United.

Penulis: Theresia Simanjuntak