Mourinho Kian Suram, Apa Langkah Berikut Chelsea?

By Firzie A. Idris - Minggu, 25 Oktober 2015 | 19:52 WIB
Jose Mourinho tersenyum ke arah lensa kamera saat Chelsea kalah kontra West Ham di Upton Park. (Clive Rose/Getty Images)

Jose Mourinho mengirim pesan keras kepada media Inggris dengan dirinya tidak menghadap pers setelah laga kontra West Ham pada Sabtu (24/10/2015) sesuai kewajiban di Liga Inggris. Jika posisi Mou tak dapat diselamatkan lagi, siapakah sosok tepat penggantinya di Stamford Bridge?

Tim Mourinho harus kembali menelan kekalahan kelima dalam hanya 10 laga Premier League musim ini saat menyerah 1-2 kontra West Ham di Upton Park.

Chelsea harus melihat Nemanja Matic, Mourinho, dan pelatih tim utama Silvino Lauro diusir dari laga. Matic diusir sebelum turun minum karena mendapat kartu kuning kedua. Kejadian ini memancing reaksi Lauro yang juga dikartu merahkan wasit.

Mourinho kemudian menyusul setelah memprotes keras wasit John Moss pada interval. Ia pun menghabiskan 45 menit kedua di antara para suporter Hammers.

Posisi Mou kembali menjadi sorotan setelah ia tak tampil untuk memenuhi kewajibannya di hadapan media seusai laga.

Tambahkan ini dengan kontroversi seputar dokter tim, Eva Carneiro, dan video yang menuduh bahwa Mourinho mendorong seorang pemuda di jalanan kota London dan situasi sang pelatih di Stamford Bridge berada dalam ancaman besar.

Chelsea keropos di dalam dan luar lapangan sehingga jalan keluar satu-satunya mungkin adalah melepas pelatih tersukses sepanjang sejarah klub ini.

Sistem bongkar-pasang manajer bukan pendekatan baru bagi Roman Abramovich, sang pemilik. Avram Grant, Guus Hiddink, dan Roberto Di Matteo pernah datang sebagai penambal lubang di posisi pelatih.

Mereka pun punya prestasi masing-masing di masa singkat bersama kubu The Blues, Grant menembus final Liga Champions 2008, Hiddink memboyong Piala FA, dan Di Matteo menggondol Liga Champions serta Piala FA.

Menariknya, salah satu eks pelatih Chelsea, Carlo Ancelotti, siap mengakhiri masa liburannya dari sepak bola pada pergantian tahun. Pelatih yang membawa Chelsea ke gelar dobel liga dan Piala Liga pada 2010 itu bisa jadi figur tepat untuk mendatangkan stabilitas ke tubuh tim yang kehilangan segala rasa percaya diri ini.