Louis Time, Bukan Fergie Time

By Minggu, 29 November 2015 | 11:45 WIB
Jesse Lingard, harus mengoreksi asumsinya tentang Fergie Time. (ALEX LIVESEY/GETTY IMAGES)

Riskan

Pada dasarnya, Fergie Time merupakan aplikasi dari filosofi sepak bola United yang tidak kenal menyerah sampai detik-detik terakhir. Dalam kondisi ini, apa pun akan dilakukan demi mendapat kemenangan.

Pada awalnya Fergie Time hanya sebatas mitos. Namun, peran Sir Alex sendiri sebagai sosok manajer yang kawakan membuat Fergie Time kemudian menjadi legenda. Beredar rumor bahwa wasit akan menambah waktu jika United sedang tertinggal.

Penyebabnya disebut-sebut karena sang wasit merasa tertekan oleh teriakan Sir Alex sambil menunjuk-nunjuk jam tangannya, mengeluh kepada ofi sial di tepi lapangan dan di terowongan menuju ruang ganti, ataupun melontarkan komentar-komentar di media.

Pada menit-menit ini keajaiban biasanya datang menghampiri United. Menghancurkan lawan dalam hitungan detik kerap terjadi, di mana lawan menjadi gelagapan dan gol-gol pada menit akhir tercipta.

[video]https://video.kompas.com/e/4628765372001_ackom_pballball[/video]

Tak akan ada pendukung tim lain yang senang dengan hal ini. Namun, itulah keajaiban Fergie Time. Belakangan Sir Alex mengakui bahwa dalam kariernya dia memang berusaha memberikan tekanan kepada wasit.

Istilah Fergie Time ini pun lalu memunculkan sebutan lain kepada Sir Alex, yaitu manajer yang tak hanya piawai membeli pemain, melainkan pula piawai “membeli” wasit.

Karena itu, terlalu cepat untuk menyatakan Louis Time sudah sama dengan Fergie Time. Karisma Van Gaal jelas belum setinggi Sir Alex di kancah sepak bola Premier League Inggris. Wasit tak akan merasa tertekan jika Van Gaal mengulang gaya Sir Alex di pinggir lapangan maupun di media.

Tak ada “pertolongan” wasit terhadap Van Gaal, sehingga praktis kesamaan yang ada antara Louis Time dengan Fergie Time hanyalah filosofi tentang sepak bola United yang tidak kenal menyerah sampai detik-detik terakhir. Tidak lebih dan tidak kurang.

Sisi lain yang perlu diingat oleh Van Gaal ialah sepak bola Premier League sudah sangat meningkat sejak ditinggalkan Sir Alex pada 2013. Karena itu, berharap akan terjadinya gol pada menit akhir pada masa sekarang sudah menjadi tindakan riskan.

Penulis: Dedi Rinaldi