87 Tahun Persija: Lahirnya Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta (3-selesai)

By Gerry Putra - Jumat, 27 November 2015 | 16:40 WIB
Persija saat menjuarai kompetisi PSSI tahun 1938 di Solo. (Dok Pemandangan)

Taring VIJ semakin terlihat setelah perwakilan mereka terlibat dalam rapat-rapat pembentukan awal PSSI di gedung Binnehoft, kawasan Kramat, Jakarta. VIJ menjadi salah satu bond yang memiliki inisiatif pembentukan sebuah organisasi pemersatu sepak bola Indonesia dengan payung PSSI.

Baca Juga: Embrio Persija: VIJ Jacatra Sang Juara Perdana Kompetisi PSSI

Pada 19 April 1930, dalam sebuah kongres yang dihadiri delapan perwakilan tim: VIJ, BIVB (Bandung), SIVB (Surabaya), MVB (Madiun), VVB (Surakarta), MIVB (Magelang), dan PSM (Yogyakarta), secara resmi berdirilah PSSI dengan Ir. Soeratin sebagai pemimpin.

Prestasi VIJ di awal era 1930-an bisa dibilang sangat mentereng. Andai kompetisi kecil yang bergulir beberapa hari sebelum PSSI berdiri disahkan menjadi turnamen resmi, maka nama VIJ-lah yang keluar sebagai juaranya.

Baca Juga: 87 Tahun Persija: Lahirnya Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta (1)

Kedigdayaan mereka pun berlanjut.

Lewat pemain-pemain seperti Tobing, Abidin, Soemo, Machmoel, Boengboeng, Enoch, Rachim, Affendi, Hoedoro, Djaimin, Soenarto atau Saridi, VIJ sempat merajai kompetisi resmi PSSI tahun 1931, 1933, 1934 dan 1938.

VIJ termasuk salah satu perserikatan anggota PSSI yang kritis di organisasi. Pada tahun 1934, mereka menentang keputusan organisasi menerima PPVIM (Persatuan Perkumpulan Voetbal Indonesia Meester Cornelis).

Gara-gara sering tak sepaham dengan keputusan pengurus pusat PSSI, VIJ harus gigit jari dalam perebutan kejuaraan resmi organisasi pada tahun 1936 dan 1937.

Namun, terlepas dari kontroversi tersebut, VIJ tetap menjadi bagian tak terpisahkan dalam sejarah panjang PSSI.

Baca Juga: 87 Tahun Persija: Lahirnya Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta (2)

VIJ menjadi lawan yang disegani perserikatan-perserikatan lain karena prestasi mentereng mereka.

Selain kerap merajai kompetisi PSSI bersama Persis Solo, turnamen VIJ pun selalu berjalan lancar. Fakta ini muncul di Madjallah (majalah) VIJ yang membahas segala sesuatu tentang kompetisi dan juga klub anggota VIJ. Dari kompetisi rutin itulah VIJ menelurkan pemain-pemain terbaik mereka.

Prestasi VIJ sebelum era kemerdekaan memang menjadi tonggak kebangkitan sepak bola di Batavia atau Jakarta. Pergerakan dan cita-cita dari A Alie dan Soeri dalam membangun sepak bola untuk pribumi, menjadi cerita sejarah yang harus dikenang oleh generasi saat ini.