Bedah Strategi Arsenal dan Leicester City, Siapa Lebih Efektif?

By Sabtu, 13 Februari 2016 | 14:05 WIB
Para pemain Arsenal merayakan gol Calum Chambers (21) ke gawang Burnley pada babak keempat Piala FA di Stadion Emirates, Sabtu (30/1/2016). (GLYN KIRK/AFP)

Hingga akhir Januari, Leicester juga telah mencoba 88 tembakan ke gawang dari posisi serangan balik, lebih tinggi delapan dari Arsenal, yang sempat terkenal sebagai tim counter-attack terbaik di Inggris pada awal 2000-an.

Bahkan, Sportsnet menunjukkan kalau Leicester merupakan tim paling sering melakukan serangan balik pada paruh pertama musim di antara liga empat besar Eropa dengan 33 persen tembakan mereka datang dari serangan balik.

Situs sama mengatakan kalau Leicester seperti pegas. Mereka disiplin dan berkorban bagi tim dalam skema pertahanan rapat, tapi ketika dilepas, para pemain mereka kuat, lincah, dan ganas.

Arsenal pun melakukan pendekatan serupa dengan Leicester, walau level mereka masih berbasis kepada possession game.

Gunners lebih efisien dan tak lagi mendominasi lawan seperti beberapa tahun silam.

Kecepatan menjadi inti permainan mereka, terutama apabila Theo Walcott, Alexis Sanchez, dan Mesut Oezil berbagi bilah rumput. 

Berbeda dengan Leicester yang kerap menusuk tanpa pikiran kedua, Arsenal lebih senang mencari ruang dalam kesempitan.

Terbukti, musim ini Gunners telah melakukan 2989 sentuhan di sepertiga serangan akhir (tertinggi kedua di Premier League setelah Man City) dan mencatatkan 870 sentuhan dalam kotak penalti, terbanyak dari semua kontestan liga.

[video]https://video.kompas.com/e/4745134002001_ackom_pballball[/video]