Juventus Versus Napoli, Duel Para Penjaga Mimpi

By Beri Bagja - Sabtu, 13 Februari 2016 | 07:00 WIB
Penyerang Napoli, Gonzalo Higuain (kiri), merayakan gol bersama Marek Hamsik saat bertemu Carpi di San Paolo, 7 Februari 2016. (MAURIZIO LAGANA/GETTY IMAGES)

Duel kontra Lazio pun menjadi batu pijakan perjalanan Napoli menuju persaingan scudetto. Bermodal sistem 4-3-3, mereka melalui 21 partai liga dengan hanya satu kekalahan (vs Bologna 2-3)! Sisa 17 partai berujung kemenangan dan tiga kali berakhir seri.

Bahkan Sang Dewa pun harus menjilat ludah dan menarik ucapannya sendiri.

"Saya salah mengenai Sarri. Saya minta maaf. Ia akan membuat sejarah bersama Napoli," ucap Maradona pada November.

[video]https://video.kompas.com/e/4743325979001_ackom_pballball[/video]

Beralih ke Juventus, kondisi sang juara bertahan bahkan lebih parah. Seperti halnya Napoli, Juve gagal menang dalam tiga pekan awal. Mereka sempat melakoni start terburuk klub dalam 103 tahun!

Posisi pelatih Massimiliano Allegri disebut sudah di ujung tanduk karena Juve belum kunjung masuk 10 besar klasemen dalam 10 pekan perdana.

Mereka terpaut 11 poin dari pemimpin klasemen saat itu, Roma. Melihat pengalaman terdahulu, Juve bahkan disebut nyaris mustahil mempertahankan gelar.

"Kami harus melupakan pembicaraan tentang scudetto saat ini," kata kapten Gianluigi Buffon pada September.

Namun, titik balik penting muncul dalam laga derbi kontra Torino (31/10/2016). Juve unggul 2-1 berkat gol penentu Juan Cuadrado pada menit-menit terakhir.

Aksi heroik awak Bianconeri kala itu bak melecut semangat mereka buat bangkit dan mengejar mimpi ke jalur scudetto. Laga derbi itu pula yang mengawali streak rekor 14 kemenangan beruntun pasukan Allegri.