Dapatkah Leicester Meniru Blackburn 1995?

By Sabtu, 27 Februari 2016 | 11:45 WIB
Manajer Leicester City, Claudio Ranieri, mendampingi pasukannya dalam pertandingan Premier League kontra Manchester City di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, 6 Februari 2016. (MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES)

Di Leicester, Ranieri telah memiliki persentase kemenangan yang lebih bagus ketimbang ketika ia berada di Chelsea.

Ketika menangani Rovers, Dalglish juga sedang berada dalam performa puncak. Kedua manajer ini pun menolak beberapa tawaran dari klub Premier League lainnya.

Pemilik baru dengan rencana tiga tahunan


Manajer leicester City, Nigel Pearson, memamerkan trofi Divisi Championship bersama Chairman Leicester, Khun Vichai Srivaddhanaprabha, dan Wakil Chairman, Khun Aiyawatt Srivaddhanaprabha (kanan), pada 5 Mei 2014.(MATTHEW LEWIS/GETTY IMAGES)

Presiden Leicester, Vichai Srivaddhanaprabha, adalah miliarder dengan usaha sendiri, seperti halnya Walker, yang membawa Rovers menjadi juara Premier League.

Vichai membeli Leicester pada 2010 dan mulai menggelontorkan uang ke klub, yang pada musim sebelumnya berada di level ketiga sepak bola Inggris.

Menurut situs What Culture, saat promosi pada akhir musim 2013-2014, ia berjanji untuk mengeluarkan uang sebanyak 180 juta pound dengan target Leicester menjadi klub lima besar dalam waktu tiga tahun.

Walker membeli Rovers ketika klub berada di zona degradasi Divisi Dua pada 1991. Ia merekrut Kenny Dalglish serta mengeluarkan uang untuk membeli Shearer dan Sutton. Tiga musim setelah promosi ke Premier League, Rovers menjadi juara.

Ini tidak ada urusannya dengan sepak bola…

Akan tetapi, Blacburn dan Leicester sama-sama bukan kota destinasi wisata yang populer.