Ali Adrian dan Hikmah Bertetangga dengan Tito Rabat

By Pipit Puspita Rini - Rabu, 30 Maret 2016 | 20:00 WIB
Pebalap Indonesia, Ali Adrian, berpose dengan pebalap MotoGP asal Spanyol, Tito Rabat. (ISTIMEWA)

Ketika sudah memutuskan untuk menekuni dunia balap, salah satu mimpi rider Indonesia, Ali Adrian, adalah bisa tidur atau tinggal di sirkuit dan berlatih setiap hari.

Demi mewujudkan mimpinya tersebut, Adrian sering membuat tenda di sirkuit kecil tempat dia berlatih motor trail, di samping rumahnya.

"Misalnya Sabtu pagi mau latihan di situ, Jumat malamnya saya tidur di tenda. Gak peduli sama nyamuk, yang penting bisa tidur di sirkuit," aku Adrian.

Keinginan untuk tinggal di sirkuit sesungghnya akhirnya terwujud pada akhir 2014 setelah dia mengikat kontrak dengan manajer kenamaan di dunia balap motor, David Garcia.

Garcia yang juga adalah pemilik Circuito de Almeria, Spanyol, menawarkan kepada Adrian untuk tinggal di sirkuit. Tanpa berpikir panjang, Adrian pun mengiyakan.

Adrian tinggal di sebuah rumah truk yang ada di sirkuit. Adrian tak tinggal sendirian. Sekitar lima meter di sebelah truknya, ada truk lain dengan ukuran lebih besar. Di truk itu, tinggal salah satu pebalap MotoGP asal Spanyol, Tito Rabat.

"Saya tinggal di sirkuit lama, dia tinggal di sirkuit baru. Kami hanya terpisah sekitar lima meter dan pagar teralis pembatas. Bedanya lagi, di truknya ada sauna dan gym," kata Adrian.

Bertetangga dengan Rabat, berarti Adrian punya kesempatan untuk melihat dan berlatih bersama pebalap bernama lengkap Esteve Rabat Bergada tersebut.

"Satu ketika, saya bangun buat salat subuh sekitar jam 5 pagi. Saya mendengar suara pagar sirkuit dibuka. Itu pasti Tito, karena hanya dia yang boleh buka pagar itu," ujar Adrian.

Adrian lalu menghamipiri Rabat yang baru menjalani latihan pagi itu. Dia lalu bertanya jam berapa Rabat tidur sehingga pagi-pagi sekali sudah bangun.