Cegat-mencegat Masih 'Ngetren' di ISC B

By Jumat, 22 Juli 2016 | 14:34 WIB
Laga Madura United kontra Persiba Balikpapan pada babak kedua sempat dihentikan karena adanya flare yang mengganggu di Stadion Gelora Bangkalan, Senin (13/06/2016) malam. (SUCI RAHAYU/JUARA.net)

Yogyakarta, Solo, dan Semarang memang unik. Ada yang bermusuhan, tapi ada pula yang berjalan harmonis. Brajamusti pernah ribut dengan Slemania, pendukung PSS Sleman.

Belakangan hubungan tersebut membaik, meski sesudahnya mereka justru bersitegang dengan suporter PSS yang lain, BCS.

BCS sendiri bermusuhan dengan Pasoepati.

Ironisnya, hubungan Pasoepati dengan Brajamusti juga tak harmonis.

Sebaliknya, suporter PSIS Semarang, Panser Biru dan Snex, punya hubungan baik dengan suporter Solo dan Yogyakarta. Tak heran mereka sering kedatangan suporter lawan dari wilayah selatan.

Wakil Presiden DPP Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, mengusulkan agar suporter di Jawa Tengah dan Yogyakarta selalu berkoordinasi dengan aparat keamanan sebelum melintasi daerah rawan kericuhan.

“Persoalannya, suporter tak punya hubungan dekat dengan kepolisian. Bahkan, suporter tak punya kontak polisi sehingga tidak bisa menghubungi dan berkoordinasi untuk minta pengawalan,” katanya.

Sebenarnya, dengan berkoordinasi, lanjut Ginda, aparat bisa mencegah terjadinya bentrokan. Jika hal itu dirasa tak mungkin, aparat pun bisa membantu suporter untuk menjelaskan jalan alternatif yang aman dilintasi.

[video]https://video.kompas.com/e/5044135703001_v1_pjuara[/video]