Rapor Inter di Pekan Pertama: Gairah Palsu

By Jumat, 26 Agustus 2016 | 12:50 WIB
Aksi penyerang Inter, Citadin Eder, saat melawan Chievo Verona dalam Serie A 2016-2017 di Stadion Marcantonio Bentegodi, Verona, (21/8/2016). (DINO PANATO/GETTY IMAGES)

Tak ada yang mengalahkan rasa penasaran dan gairah menjelang musim baru. Di Inter, perasaan itu bukan pengecualian. Terlebih, Inter resmi memperpanjang kontrak kapten Mauro Icardi menjelang laga perdana Serie A kontra Chievo dan memiliki pelatih anyar dalam sosok Frank De Boer.

Penulis: Anggun Pratama

Hanya, setelah laga perdana Serie A 2016-2017 bergulir, gairah itu langsung berubah. Aura kelam dan pesimisme menyeruak begitu tahu Inter kalah 0-2 dari Chievo di Marc'Antonio Bentegodi pada Minggu (21/8).

Kekalahan itu bukan terjadi karena tim tak beruntung, tetapi memang performa Sang Biru-Hitam buruk. Permainan Inter tak enak dipandang, lamban saat menyerang, dan rapuh ketika mendapat serangan.

Tim ini tak lebih baik dari era Roberto Mancini. Frank De Boer belum bisa menunjukkan jati dirinya dalam permainan Inter.

"Selamat, Chievo. Mereka bermain dengan baik. Kami memang mengecewakan. Tetapi, tim ini punya kualitas dan bisa berkembang. Butuh 3-4 bulan agar bisa melihat Inter sesungguhnya, namun kami akan bekerja memperbaiki diri dari laga ke laga selanjutnya," ucap De Boer di situs klub.

Ada empat hal yang pantas menjadi sorotan dari penampilan perdana Inter.

Sistem 3-5-2

De Boer menyerahkan daftar pemain utama yang mentas kontra Chievo ke Lega Serie A dengan mencantumkan formasi 4-3-3.

Sistem di atas kertas tersebut meningkatkan antusiasme fan karena menjanjikan sepak bola ofensif.

Pada kenyataannya, Inter bermain dengan sistem 3-5-2. Danilo D'Ambrosio dijadikan bek tengah bersama Andrea Ranocchia dan Joao Miranda. De Boer berdalih pilihan tersebut merupakan kontra buat taktik Chievo, plus kesiapan fisik pemain timnya.

Tiga Kambing Hitam

Ranocchia, D'Ambrosio, dan Yuto Nagatomo muncul sebagai kambing hitam kekalahan Inter. Ketiganya bermain sangat buruk.

D'Ambrosio boleh sedikit mendapat pembelaan karena ia bermain sebagai bek tengah kendati poisisi alaminya bek sayap. Nagatomo? Buruk dalam kontribusi bertahan meski dimainkan sebagai bek sayap kiri.