Wawancara Moeldoko: Bermodalkan Pengalaman untuk Pimpin PSSI

By Minggu, 25 September 2016 | 09:14 WIB
Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko saat menerima wawancara BOLA di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/9/2016). (KUKUH WAHYUDI/BOLA/JUARA.NET)

Bisakah membenahi permasalahan di PSSI yang hingga kini belum tuntas, khususnya soal mafia?

Saya pastikan dulu apakah isu mafia itu benar. Saya coba melihat dari sisi etika, hukum, dan pembangunan karakter.

Dari sisi hukum, harus diperkuat dan bekerja sama dengan biro hukum, kepolisian, kejaksaan, dan lain-lain karena bukan ranah PSSI.

Sangat mudah bagi saya memberantas mafia karena saya tidak termasuk di dalamnya.

Ada permasalahan rivalitas suporter, bagaimana Anda membenahinya?

Saya adakan penataran bagi pengelola suporter. Mereka harus paham bagaimana suporter bertingkah laku. Harus ada kode perilaku yang disepakati semua dan disosialisasikan. Ada pula sanksinya jika melanggar. Suporter harus bertanggung jawab kepada kode perilaku itu. Klub yang memiliki mereka juga harus bertanggung jawab. Klub atau asosiasi provinsi mesti mendidik suporternya.

Saya ingin mengurangi keterlibatan polisi karena biaya pengamanan besar. Saya sedang memikirkan mengurangi biaya itu. Apakah nanti keterlibatan suporter sendiri dengan diberikan seragam khusus untuk berkontribusi dalam pengamanan. Selama ini kita bertumpu kepada pengamanan eksternal, tetapi internal kurang.

Steward juga harus dari suporter sendiri. Koordinator wilayah (korwil) bertanggung jawab kepada suporter. Mereka harus berkoordinasi dengan kepolisian agar tak ada yang liar tanpa tiket.

Sepak bola bagian dari industri kreatif. Jika semua aspek bisa dikelola dengan baik, akan menjadi kekuatan.