Stadion Siliwangi, Simbol Perjuangan Rakyat dan Klub Pasundan

By Kamis, 29 September 2016 | 12:35 WIB
Pemandangan dari lapangan di Stadion Siliwangi sehari sebelum laga Persib kontra Bali United pada Jumat (12/2/2016). (BUDI KRESNADI/BOLA/JUARA)

Tak hanya punya keterikatan dengan Persib, Stadion Siliwangi juga punya kaitan dengan perjuangan rakyat Pasundan dulu.

Dalam batu peresmian yang ada di sana tertulis dibuka pada 24 Maret 1956 pada hari 10 tahun Bandung Lautan Api. Bandung Lautan Api ialah peristiwa membumihanguskan rumah penduduk Bandung.

Hal itu dilakukan untuk meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung supaya mencegah tentara sekutu dan tentara NICA Belanda menggunakan Kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam perang kemerdekaan Indonesia.

Seperti dilansir surat kabar Pikiran Rakjat edisi tahun 1956, Stadion Siliwangi diprakarsai Panglima Tentara dan Teritoriom III Kolonel Inf. A.E. Kawilarang.

Stadion yang mulai dibangun pada 1954 itu juga sebenarnya sudah mulai bisa digunakan pada Februari 1956. Ada turnamen voli yang digelar di sana kala itu.

Kemudian pada 30 Maret 1956, sebagai bentuk perayaan peresmian stadion, digelar pertandingan segi tiga antara Persib, Persija, dan PSIM Yogyakarta. Ternyata, Maung Bandung sudah menggunakan Stadion Siliwangi sebelum era kemerdekaan Indonesia.

Pikiran Rakjat melansir Persib mendapat “hibah” lapangan yang dulu bernama Lapangan Sparta itu. Sebelum bermain di sana, Maung Bandung hanya berlaga di lapangan pinggiran Bandung, seperti Lapangan Tegalega dan Ciroyom.

Hal itu disebabkan Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO), klub milik Belanda, bermain di kota dan lebih punya gengsi karena menjadi daya tarik masyarakat pada 1937.

Lapangan milik bond (perserikatan) Belanda itu di antaranya ialah Lapangan UNI, Lapangan Sidolig, dan Lapangan Sparta.

Namun, seiring berjalannya waktu, penampilan Persib merebut hati masyarakat Pasundan dan menjadi perserikatan pribumi satu-satunya di Bandung.

Klub-klub yang sempat bernaung di bawah VBBO, seperti UNI dan Sidolig, pun akhirnya bergabung dengan Maung Bandung. Tak lama kemudian, VBBO menyerahkan pula tiga lapangan miliknya kepada Persib.

[video]https://video.kompas.com/e/5144809251001_v1_pjuara[/video]