Massimiliano Allegri, Membangun Seribu Wajah

By Sabtu, 29 Oktober 2016 | 14:48 WIB
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri meneriakkan instruksi kepada para pemainnya dalam laga Serie A kontra AC Milan di Stadio Giuseppe Meazza, Milan, Italia, 22 Oktober 2016. (MARCO LUZZANI/GETTY IMAGES)

Malam pahit pada 6 Juni 2015 masih sulit dilupakan oleh Massimiliano Allegri. Saat itu impian besarnya gagal terwujud.

Penulis: Riemantono Harsojo

Sejak kekalahan 1-3 dari Barcelona di final Liga Champion pada 6 Juni 2015, Allegri terus berpikir bagaimana caranya membawa Juventus menjadi kampiun Eropa.

Satu bulan, satu tahun, hingga 500 hari setelah pertandingan final di Stadion Olimpiade Berlin itu, Allegri terus memutar otaknya untuk membuat I Bianconeri bisa mengangkat Si Kuping Besar, sebutan untuk trofi Liga Champion.

Selangkah demi selangkah strategi dan pemain baru dihadirkan untuk membuat Si Nyonya Tua semakin dapat bersaing dengan tim-tim top lain Eropa seperti Barcelona, Real Madrid, atau Bayern Muenchen.

Kemenangan 1-0 atas tuan rumah Lyon di hari laga ketiga fase grup Liga Champion pada 18 Oktober lalu berlangsung tepat 500 hari setelah pertandingan final di Berlin. Banyak yang telah berubah di tim Juventus.

Dari tim yang tampil di Berlin, hanya empat yang bermain sejak menit awal di Lyon. Mereka adalah kiper Gianluigi Buffon serta trio bek Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Patrice Evra yang secara mengejutkan dipasang Allegri sebagai bek tengah sisi kiri.

Perubahan terbesar ada di lini tengah dan depan. Tidak ada lagi Andrea Pirlo, Arturo Vidal, dan Paul Pogba, sementara Claudio Marchisio sekarang masih dalam fase kembali ke bentuk terbaik setelah cedera.

Ruang mesin Juventus sekarang diisi Sami Khedira, Miralem Pjanic, dan Hernanes atau Marchisio jika sudah kembali fit.

Di sayap, nama Stephan Lichtsteiner tak didaftarkan. Sisi kanan sekarang menjadi milik Juan Cuadrado atau Dani Alves yang Juli lalu datang ke Torino dengan catatan tiga kali juara Liga Champion bersama Barcelona.