Evaluasi Timnas di Grup A Piala AFF 2016, Eksplosif dan Subur

By Kamis, 1 Desember 2016 | 12:01 WIB
Tim nasional Indonesia merayakan keberhasilan lolos ke semifinal Piala AFF 2016. (Dok. PSSI)

Tim nasional Indonesia sukses membuat jantung segenap pencinta sepak bola di Tanah Air berdegup kencang menanti hasil positif kontra Singapura dalam pertandingan pamungkas Grup A Piala AFF 2016, Jumat (25/11/2016).

Penulis: Indra Citra Sena/Kukuh Wahyudi

Sempat tertinggal lebih dulu akibat gol akrobatik Khairul Amri di muka gawang Kurnia Meiga pada menit ke-27, Indonesia mampu bangkit serta membalikkan skor berkat jasa sepasang pemain "asing", yakni Andik Vermansah dan Stefano Lilipaly.

Kelolosan Indonesia ke semifinal Piala AFF 2016 barangkali tak sebagus pencapaian-pencapaian terdahulu yang minimal bisa mengemas enam poin alias dua kali menang setiap kali melaju dengan status runner-up grup (edisi 2000 dan 2008).

Kali ini, Indonesia hanya mengoleksi empat poin hasil menahan imbang Filipina (2-2) dan mengalahkan Singapura secara susah payah (2-1). Satu partai lain melawan Thailand berakhir dengan kekalahan 2-4.

Kendati begitu, Indonesia boleh berbangga karena predikat haus gol yang sudah melekat sepanjang partisipasi di Piala AFF terjaga.

Hal ini tentu berkaitan erat dengan penerapan strategi ofensif plus kegemaran Boaz Solossa dkk melepas tembakan ke gawang lawan.

Baca Juga:

Statistik Labbola memperlihatkan angka mencengangkan dalam aspek tembakan. Total Indonesia mencatat 46 tembakan selama fase grup (rata-rata 14-15 kali per laga) dengan tingkat akurasi mencapai 47,8 persen.

Kebuasan Indonesia menebar ancaman paling terlihat dalam laga kontra Singapura, di mana Boaz, Andik, Stefano, dan Evan Dimas Darmono secara keseluruhan mengirimkan 23 tembakan, baik tepat, melenceng, maupun diblok lawan.

“Selama pelatnas kami memang ditekankan agar bermain ofensif dengan tempo cepat. Fokus kami saat ini adalah bagaimana cara mempertahankan catatan positif pada laga semifinal nanti,” kata Andik kepada BOLA.

Kritik Kiper

Eksplosif di depan, tapi meresahkan di belakang. Gawang Kurnia Meiga sudah jebol tujuh kali sepanjang Piala AFF dan keadaan ini perlu menjadi bahan evaluasi bagi pelatih Alfred Riedl beserta stafnya.

Meiga tercatat hanya pernah sembilan kali berjibaku menyelamatkan gawang dari 17 tembakan yang datang pada tiga pertandingan fase grup. Suara-suara sumbang pun muncul, salah satunya dari pelatih Persija, Muhammad Zein Al Hadad.

Pria yang akrab disapa Mamak itu menilai sebaiknya Riedl mulai mencadangkan Kurnia Meiga dan memberi kepercayaan kepada Andritany Ardhiyasa.

"Masukan ini bukan soal kapasitas saya yang notabene adalah pelatihnya di Persija, tapi Andritany pas mengisi pos kiper utama timnas karena ia sudah lama beradaptasi dengan tim dalam berbagai pertandingan uji coba sebelum Piala AFF 2016," kata Mamak.


(ANDREAS JOEVI/JUARA.net)