Harry Kane, antara Ujung Paceklik 344 Menit dan Sepakan Rugbi

By Beri Bagja - Kamis, 29 Desember 2016 | 11:40 WIB
Aksi selebrasi penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane, setelah menjebol gawang Southampton dalam laga Premier League di St. Mary's, Southampton, 28 Desember 2016. (JULIAN FINNEY/GETTY IMAGES)

Momen manis-pahit dialami penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane (23), dalam laga di kandang Southampton, Rabu (28/12/2016).

Tottenham unggul telak 4-1 atas Southampton dalam laga tutup tahun mereka di 2016. Kane mencetak salah satu gol melalui sundulan pada babak kedua (menit ke-52).

Sisanya berasal dari dwigol Dele Alli dan satu dari pemain pengganti, Son Heung-min. Semuanya tercipta setelah Southampton memimpin lebih dulu melalui gol kilat Virgil van Dijk pada detik ke-69 laga.

Bagi Kane, gol itu krusial karena mengakhiri paceklik yang melandanya dalam 344 menit main. Sebelumnya, torehan teranyar Kane muncul ke gawang Swansea City pada 3 Desember.

Setelah menjebol gawang Southampton, penyerang Inggris tersebut berpeluang menambah gol melalui tendangan penalti beberapa menit kemudian.

Hanya, peluang itu hangus. Arah tembakan penalti Kane melambung jauh di atas mistar gawang lawan.

Sang pemain menilai hal tersebut dipengaruhi permukaan rumput yang buruk, sehingga membuat pijakan kakinya tak stabil.

Begitu jauhnya bola melayang dari sasaran, Kane sampai dihujani sindiran dan candaan di media sosial. Ada yang menyebut bola tendangan Kane sampai jatuh di bulan atau Mars.

Tak sedikit pula yang menyamakan eksekusi Kane dengan cara valid mencetak angka melalui conversion kick dalam olahraga american football, juga rugbi.

Dalam olahraga tersebut, angka bisa dicetak jika bola melesat di atas mistar (crossbar) dan berada di antara dua tiang (posts).