Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Segera setelah Lazio sukses mengalahkan Crotone 1-0 (8/1/2017), pelatih Simone Inzaghi mengakui bahwa partai seperti itu bukan masalah bagi timnya.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Seperti waktu melawan Crotone, bisa saja Lazio harus bersusah payah. Tapi, Gli Aquilotti punya kecenderungan selalu bisa memenangi pertandingan melawan penghuni bottom-half klasemen.
"Pada paruh pertama kompetisi, kejadian di atas lapangan menjelaskan hal ini kepada kami. Kami kalah melawan tim-tim di empat besar klasemen," kata Inzaghi kepada Mediaset.
Sejujurnya, masalah Lazio lebih kompleks daripada sekadar empat besar klasemen. Tim-tim yang menempati delapan besar klasemen selalu memberi mereka problem.
Kalau mau menjaga peluang lolos ke kompetisi antarklub Eropa musim depan, Lazio harus bisa memperbaiki kelemahan itu.
Ujian langsung muncul pada pekan pertama putaran kedua kompetisi, Minggu (15/1/2017).
Atalanta datang menantang ke Olimpico. La Dea adalah tim peringkat enam klasemen. Seperti disebut di atas, penghuni delapan besar klasemen selalu menjadi lawan kuat yang merepotkan Lazio.
Pada pertemuan pertama musim ini, Atalanta memang kalah dari Lazio di kandang sendiri. Tapi, Gli Orobici memberikan perlawanan ketat sampai menit-menit terakhir. Lazio hanya menang tipis.
Baca Juga:
Pantas diingat pula, hasil pada pekan pertama Serie A 2016-2017 itu terjadi ketika Atalanta belum menemukan performa terbaik dengan ledakan bintang-bintang mudanya yang dimunculkan oleh pelatih Gian Piero Gasperini.
Sekarang Atalanta sudah menjadi tim yang berbeda. Lagi pula, Jasmin Kurtic seperti sudah menemukan jalan kemenangan lagi.
Dalam tiga pertandingan terakhir, selepas kalah terus 1-3 dari Juventus dan Udinese, Atalanta berturut-turut menahan Milan 0-0 serta menang atas Empoli 2-1 dan Chievo 4-1.
[video]https://video.kompas.com/e/5272442211001[/video]