Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pembatasan Usia di LSI 2017, Beda Kasta Beda Fokus

By Sabtu, 14 Januari 2017 | 15:56 WIB
Aksi kiper Persib Bandung, I Made Wirawan, pada seleksi timnas tahap kedua di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (16/8/2016). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Nota kesepakatan baru terkait usia pemain di Liga Indonesia yang disampaikan PSSI kepada pemilik klub selepas Kongres Tahunan PSSI 2017 di Bandung (8/1/2017) terus menjadi polemik. Hanya, fokus perdebatan di antara klub-klub pada dua kasta tertinggi tidaklah sama.

Penulis: Andrew Sihombing/Budi Kresnadi/Gonang Susatyo

Sebagaimana diketahui, selain mengurangi jatah pemain asing dari empat (minimal satu pemain Asia) menjadi tiga (minimal 1 dari Asia), PSSI juga menetapkan bahwa klub-klub LSI hanya diperbolehkan memiliki maksimal dua pemain berusia di atas 35 tahun.

Aturan ini diharapkan bisa memicu munculnya pemain muda berkualitas hingga memudahkan pelatih timnas menuju SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.

Suara menentang terdengar dari pemain. Salah satunya kiper senior Persib, I Made Wirawan, yang baru merayakan ulang tahun ke-36 pada 12 Januari. Ia menyebut regulasi itu mematikan karier pemain secara paksa.

"Kalau harus ada yang muda, bukan berarti mesti menyingkirkan pemain tua. Tidak perlu ada pembatasan umur karena ukuran sepak bola profesional adalah kualitas, bukan usia," tutur Made.

"Untuk memuluskan regenerasi, lebih baik federasi mematangkan pengembangan pemain di setiap jenjang umur," katanya.

Suara senada disampaikan Presiden Persija, Ferry Paulus, saat ditemui selepas prosesi pemakaman kiper Arema, Achmad Kurniawan, di Cijantung, Rabu (11/1/2017).

Saat ini Persija memiliki tiga pemain di atas 35 tahun, yakni Hong Soon-hak, Bambang Pamungkas, dan Ismed Sofyan, serta Maman Abdurrahman yang akan berusia 35 tahun pada Mei mendatang.

"Untuk memuluskan regenerasi, lebih baik federasi mematangkan pengembangan pemain di setiap jenjang umur," katanya.

"Jika regulasi benar diterapkan, klub mesti membayar kompensasi karena kontrak pemain terputus bukan akibat kesalahan mereka," ujarnya.

Berpatokan pada Torabika Soccer Championship 2016, tak sampai 20 pemain yang menginjak usia tersebut pada tahun ini. Tentu lebih sedikit lagi yang masih dalam performa tertinggi.

Mungkin hal itu yang membuat sejumlah petinggi klub-klub LSI lain lebih merisaukan berkurangnya jatah pemain asing serta kewajiban lima pemain U-23 di tim utama dengan tiga di antaranya masuk daftar starting XI.

Peraturan ini dikhawatirkan membuat daya saing klub menurun. Bila sudah demikian, antusiasme suporter terancam melemah hingga dikhawatirkan berdampak pada sponsor.

"Aturan baru boleh saja, tapi jangan sampai melawan pasar. Akibatnya bisa merugikan klub. Kalau klub bangkrut, belum tentu PSSI mau bertanggung jawab," kata Manajer Madura United, Haruna Soemitro.

Baca Juga:

Adapun PSSI memahami prokontra yang berlangsung saat ini. "Semua keputusan pasti ada plus-minus. Ada yang mengatakan ini antiteori atau mengganggu industri. Tapi, keputusan ini dibuat bukan tanpa alasan," ujar Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto.

Masih Produktif

Bila regulasi usia maksimal tak terlalu menjadi fokus bagi klub LSI, penentangan besar justru diapungkan kontestan Divisi Utama. PSSI sebelumnya juga mengeluarkan aturan bahwa klub DU hanya boleh memiliki maksimal lima pemain di atas 25 tahun.

Batasan usia tersebut dianggap terlalu rendah. Banyak klub, salah satunya PSS Sleman, yang mayoritas pilarnya berusia di atas 25 tahun. Menariknya, pemain justru memilih bersikap positif.

"Memang dilematis. Regulasi ini membuat pemain muda punya lebih banyak kesempatan, tapi pemain berusia di atas 25 tahun terancam diberhentikan justru pada saat tengah berada dalam usia produktif," ujar striker PSCS Cilacap, Ugik Sugiyanto.

Niat PSSI mendorong pemain DU berusia di atas 25 tahun untuk beralih menjadi pelatih juga bukan jalan keluar yang menyenangkan.

Selain soal gaji yang tentu saja berbeda, saat ini saja masih banyak pelatih berlisensi yang menjadi penganggur.

"Bila menjadi keputusan akhir, saya harus berusaha keras bisa mendapatkan klub. Saya belum berpikir untuk pensiun dan menjadi pelatih. Dengan umur 27 tahun, saya masih bisa bermain," kata kapten PSIM, Johan Arga.

[video]https://video.kompas.com/e/5280320737001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P