Indonesia Kekurangan Pelatih Sepak Bola Berlisensi

By Nugyasa Laksamana - Rabu, 25 Januari 2017 | 23:01 WIB
Pelatih Persita Tangerang, Bambang Nurdiansyah, diwawancarai awak media seusai menjadi pembicara dalam Forum Diskusi BOLA di Kantor Redaksi Tabloid BOLA, Rabu (25/1/2017). (NUGYASA LAKSAMANA/JUARA.NET)

Pelatih Persita Tangerang, Bambang Nurdiansyah, mengeluhkan minimnya pelatih sepak bola Indonesia yang memiliki lisensi.

Hal itu disampaikan Banur, sapaan akrab Bambang Nurdiansyah, dalam acara Forum Diskusi BOLA dengan tema "Pembatasan Usia Pemain di Kompetisi" di Kantor Redaksi Tabloid BOLA, Rabu (25/1/2017).

Acara tersebut dihadiri pula oleh anggota Exco PSSI, Dr. H. Hidayat, serta CEO Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Valentino Simanjuntak.

Menurut Banur, salah satu penunjang dalam memajukan sepak bola adalah pelatih berkualitas.

"Indonesia masih kekurangan pelatih berkualitas. Terbukti, tidak ada satu pun pelatih di negara kita yang punya lisensi A Pro," ujar Banur.

"Pelatih-pelatih kita kurang dukungan. Mereka perlu dana yang besar jika ingin mendapatkan lisensi, sehingga akhirnya terhambat. Semoga ke depannya bisa dipermudah," tutur eks striker tim nasional Indonesia pada 1980-1991.

Banur membocorkan bahwa biaya mendapatkan lisensi kepelatihan bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Valentino turut menyinggung soal lisensi kepelatihan. Pria yang juga berprofesi sebagai presenter olahraga itu sempat menceritakan pengalaman eks pemain nasional, Bima Sakti, saat mendapatkan lisensi kepelatihannya.

"Bima Sakti baru menerima lisensi kepelatihannya kemarin-kemarin. Padahal, lisensi dia sudah keluar setahun yang lalu. Dia tidak diberitahu kalau lisensinya sudah jadi," kata Valentino.

Di sisi lain, Hidayat selaku perwakilan Exco PSSI menyatakan bahwa pihaknya sudah berencana untuk menyiapkan program kepelatihan.