Ini Suara Hati Pelaku Sepak Bola Gajah

By Rabu, 8 Februari 2017 | 07:49 WIB
Pemain Mitra Kukar, Moniega Bagus Suwardi, salah satu pemain yang terlibat dalam sepak bola gajah pada Oktober 2014. (GONANG SUSATYO/BOLA/JUARA.NET)

Saya tidak berpikir saat itu akan dikurangi sanksi atau diputihkan. Saya hanya ingin mengeluarkan apa yang selama ini saya pendam.

Saat kami membukanya memang muncul pro dan kontra. Banyak yang mendukung, tetapi ada juga yang mengecam. Semua saya terima.

Apa yang menjadi pelajaran bagi Anda dari kasus tersebut?

Saya tidak akan mengulanginya lagi. Ke depan, saya akan lebih hati-hati. Jangan sampai terjerumus lagi. Biar bagaimana pun hal ini menjadi trauma bagi saya. Bagaimana tidak, hidup jadi sengsara.

Anda menjadi satu-satunya pemain dari kasus itu yang mendapat klub dari Liga 1 dengan memperkuat Mitra Kukar?

Betul juga, saya mungkin satu-satunya pemain yang lolos sanksi dan kemudian bisa bergabung dengan klub Liga 1. Tentu saya bersyukur karena ada klub Liga 1 yang merekrut saya.

Bagaimana ceritanya bisa bergabung dengan Mitra Kukar?

Bermula saat saya ikut tarkam di Habibie Cup. Saya bermain bersama pemain Mitra Kukar, Zulkifli Syukur. Dia kemudian mengajak saya bergabung ke Mitra Kukar yang akan bermain di Piala Jenderal Sudirman.

Saat itu, manajemen klub juga sudah memastikan bila pemain yang disanksi bisa ikut. Saya bahkan sudah dua kali bermain dan mencetak satu gol sebelum keluar keputusan bahwa pemain yang disanksi tak boleh bermain.

Untuk kedua kalinya saya terpukul. Setelah disanksi dan kemudian mendapat larangan bermain. Sedihnya lagi, Mitra Kukar juara Piala Jenderal Sudirman. Saat itu, saya berkata, “Seharusnya saya bersama mereka.” Tetapi, ya sudahlah, itu masa lalu.