Liga Super China, Belum Mencapai Level Eropa

By Jumat, 3 Maret 2017 | 10:05 WIB
Striker Shanghai SIPG FC, Hulk, melakukan selebrasi seusai mencetak gol ke gawang FC Seoul dalam laga lanjutan Grup F Liga Champions Asia, paa 21 Februari 2017. (YONHAP/AFP)

Carlos Teves vs Ramires dan Oscar vs Odion Ighalo. Adu hebat antara mereka tidak terjadi dalam partai Juventus vs Chelsea atau Chelsea vs Watford. Duel itu masa lalu. Mereka sekarang ada di liga yang membuat gaduh pada bursa transfer lalu.

Penulis: Riemantono Harsojo

Liga yang dimaksud adalah Chinese Super League (CSL). Liga kebanggaan China itu membuat kegaduhan dalam beberapa bulan terakhir setelah berhasil mendatangkan pesepak bola-pesepak bola bayaran ternama dengan nilai kontrak yang "wah".

Akhir tahun lalu, Shanghai Shenhua mendatangkan Carlos Tevez dari Boca Juniors.

Mantan penyerang West Ham, Manchester City, Manchester United, dan Juventus itu dibayar 41 juta dolar Amerika Serikat per tahun (sekitar 546 miliar rupiah), yang menjadikannya sebagai pemain dengan gaji tertinggi di dunia.


Striker asal Argentina, Carlos Tevez (kiri), saat diperkenalkan sebagai pemain anyar Shanghai Shenhua dalam konferensi pers di Shanghai, China, pada 21 Januari 2017.(CHINA OUT/AFP)

Selain Tevez, masih ada beberapa pemain top lain yang didatangkan klub-klub CSL berkat kekuatan finansial mereka.

Gelandang Belgia yang diminati Juventus, Axel Witsel, memilih hijrah dari Zenit Saint Petersburg ke Tianjin Quanjian.

Contoh lain Oscar. Dia meninggalkan Chelsea FC untuk bergabung ke Shanghai SIPG dengan nilai 60 juta pound.

Kegaduhan yang dibuat klub-klub CSL masih akan berlanjut. Bursa transfer Liga China baru akan ditutup pada akhir Februari.

Klub-klub CSL terus menggoda pemain-pemain top dunia seperti Wayne Rooney dan Mario Goetze.