Sensasi Monaco, dari Butik ke Pusat Grosir

By Rabu, 15 Maret 2017 | 18:36 WIB
James Rodriguez (kiri) dan Anthony Martial, rekor penjualan pemain. (Tabloid BOLA No. 2.750)

Kota Monako adalah tempatnya orang kaya. Konon, satu dari tiga penduduk adalah miliuner! Yacht supermahal dan anggur ratusan juta rupiah menjadi pemandangan biasa.

Penulis: Rizki Indra Sofa

Tapi, tidak dengan klub sepak bolanya, AS Monaco. Setidaknya sebelum taipan asal Rusia, Dmitry Rybolovlev, datang dan mengubah wajah Monaco.

Situs finansial terkemuka, Bloomberg, merilis kekayaan sang pengusaha industri kimia itu bisa mencapai 9,4 miliar dolar AS atau setara 133 triliun rupiah.

Rybolovlev membeli sebagian saham Monaco pada 2011 dan mulai membelanjakan kekuatan uangnya. Dalam kurun 18 bulan, Monaco diangkat dari tim di posisi tiga terbawah Ligue 2 (kompetisi kasta kedua di Prancis) menjadi kampiun level tersebut dan promosi ke Ligue 1.

Era gila pun dimulai. Menyambut musim promosi, Les Monegasques menggila dengan berbelanja 160 juta euro, di antaranya merekrut James Rodriguez (45 juta euro), Radamel Falcao (43 juta), Joao Moutinho (25 juta). dan Geoffrey Kondogbia (20).

Semusim berselang, sang pemilik Ryobovlev dan Wakil Presiden Vadim Vasilyev membuat blunder. Asumsi awalnya, para superstar mahal dan terkenal bakal menarik simpati fan sekaligus sponsor.

Harapan tak terwujud. Sponsor komersial tak tereksekusi. Suporter yang diharapkan memadati Stade Louis II, dengan kapasitas cuma 16 ribuan bangku, tak juga bertambah.

Baca Juga:

Sampai saat ini, Monaco masih salah satu tim dengan jumlah kehadiran fan di stadion terkecil, cuma sekitar 9 ribu suporter.

Pemasukan tak bisa sebanding dengan pengeluaran. Pukulan telak bertambah lagi. Belanja gila-gilaan Monaco membuat UEFA semakin ketat memberlakukan Financial Fair Play.