'Marquee Player Bisa Timbulkan Masalah, Kami Tak Butuh'

By Estu Santoso - Kamis, 23 Maret 2017 | 20:41 WIB
Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy (dua dari kiri) mengamati anak asuhnya berlatih dalam sesi uji lapangan jelang laga Cilacap Cup 2017 di Stadion Wijaya Kusuma, Cilacap, Kamis (23/3/2017). (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

CILACAP, JUARA.net – Bhayangkara FC tak akan memakai marquee player pada Liga 1 musim 2017. Pelatih Simon McMenemy mengatakan, pemain dengan status tersebut justru menimbulkan masalah karena beda level permainan.

Simon McMenemy mengatakan, tuntutan suporter dan perbedaan level permainan sepak bola negeri ini jadi persoalan bagi marquee player.

”Di sini, suporter ingin pemain bintang dan marquee player harus menjadi pilar yang bisa mengubah tim jadi lebih baik. Jika pemain itu gagal, mereka (fans) menekan dan itu tak bagus,” tutur Simon.

”Padahal, hal itu sebenarnya bukan salah pemain berstatus marquee player. Tetapi, semua terkait level permainan dan kesepahaman dalam menjalankan tugas di lapangan,” ujarnya.

”Regulasi ini kontradiksi dengan misi menaikkan pemain muda di kompetisi."

Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy

Simon memiliki pengalaman pada musim 2012 kala menangani Mitra Kukar. Kala itu, Simon memiliki pemain depan level Premier League, Marcus Bent asal Inggris.

Namun, eks striker Crystal Palace dan Blackburn Rovers itu hanya bertahan setengah musim di Indonesia Super League (ISL). Sebab, Marcus gagal memahami cara main rekan setimnya.

”Level permainan Marcus Bent jauh di atas pemain Indonesia, dia gagal maksimal. Artinya, pemahaman permainan sepak bola di negeri ini dan Premier League misalnya jauh. Itu akan jadi masalah,” kata Simon.

Baca juga:

”Berdasarkan pengalaman itu, saya tak butuh marquee player di Bhayangkara FC,” tuturnya menegaskan.

Simon juga mengatakan, aturan penerapan marquee player di Indonesia menjadi kontradiksi. Sebab, misi PSSI sekarang adalah memaksimalkan pemain muda, tetapi pemain asing justru diperbanyak.