Alami Krisis, Gaya Main Sevilla Dipahami Rival

By Rabu, 29 Maret 2017 | 12:30 WIB
Reaksi pemain Sevilla setelah pemain mereka, Samir Nasri (ketiga dari kiri), mendapatkan kartu merah dalam laga Liga Champions lawan Leicester City di King Power Stadium, Leicester, 14 Maret 2017. (LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Banjir Tembakan

Sevilla masih bermain atraktif seperti di awal musim, bermodal penguasaan bola. Hasilnya masih sering efektif, tapi memang tidak terlihat di empat laga pamungkas.

Di pertandingan itu, Sevilla bak pintu gerbang yang mempersilakan tim lawan buat melepas tembakan sebanyak-banyaknya.

Baca Juga:

Perubahan memang terjadi dari sisi defensif tim. Penguasaan bola mereka seperti tak menggaransi lagi kenyamanan di pertahanan.

Dalam 16 pertandingan terakhir di La Liga, Sevilla harus menelan 10 atau lebih tembakan lawan, baik yang akurat maupun tidak!

Tim-tim yang dalam krisis atau penghuni papan tengah dan bawah semodel Valencia, Leganes, Real Betis, sampai juru kunci di klasemen, Osasuna, dibiarkan melepaskan banyak tembakan.

Wajar kalau Sevilla menjadi tim yang kerap kebobolan. Kalau sudah begitu, perlu usaha ekstra untuk mempertahankan keunggulan atau bangkit dari ketertinggalan skor.

"Kami mengritik diri sendiri. Kami tahu sedang menghadapi momen yang sulit, tapi tak boleh berhenti memercayai tim ini. Kami akan bangkit," ucap bek Nicolas Pareja.