Menatap Liga 1: Tiga Aspek dan Sumber Uang

By Senin, 3 April 2017 | 06:40 WIB
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi dan jajarannya menjalani konferensi pers di Gedung Makostrad, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2017) sore. (SEGAF ABDULLAH/JUARA.NET)

Mulai Sabtu, 15 April, Indonesia akan memasuki bab kelima kompetisi sepak bola. Setelah sebelumnya mengenal perserikatan, Galatama, Liga Indonesia, Liga Super Indonesia (LSI), hingga Liga Prima Indonesia (LPI), kini pesepakbolaan Tanah Air akan memasuki era Liga 1.

Penulis: Kukuh Wahyudi

Akan tetapi, persiapan liga yang akan dibuka dengan partai Persib kontra Arema di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, itu sedikit grasak-grusuk. Pasalnya, persiapan PSSI dan operator PT Liga Indonesia Baru (LIB) terbilang mepet.

Sempitnya waktu membuat verifikasi cenderung tergesa-gesa. Terlebih lagi bila dikaitkan dengan badan verifikasi milik pemerintah, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

BOPI waswas kalau terlalu mepet mengajukan permohonan verifikasi dari tanggal sepak mula, akan mengalami kesulitan jika ada beberapa hal yang harus diperbaiki.

"PSSI memberikan apresiasi terhadap langkah BOPI itu. Saya rasa bukan hal sulit bagi klub dan operator memenuhi verifikasi. Persyaratan yang menjadi prioritas hanya tiga, yaitu legal, infrastruktur, dan keuangan," kata Hidayat, Wakil Ketua Komite Kompetisi PSSI.

Titel Kompetisi

Sementara itu, kompetisi yang tergesa-gesa itu tetap semarak lantaran kini memakai titel seperti Liga Dunhill (1994-1996), Liga Kansas (1996-1997), Liga Bank Mandiri (1999-2004), Liga Djarum (2005-2007), dan Djarum LSI (2008-2011), yakni Gojek Traveloka Liga 1.

Masuknya dua brand sekaligus membuat PSSI beserta PT LIB tak segan-segan mengucurkan dana yang berlimpah untuk klub peserta.

Baca Juga: