Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Keputusan PSSI mengubah kompetisi U-21 menjadi U-19 membuat semua klub kasta teratas harus beradaptasi. Arema FC misalnya, membentuk tim yang merupakan pecahan Arema U-21.
Penulis: Ovan Setiawan/Suci Rahayu/Sahlul Fahmi
“Ada beberapa pemain yang untuk kategori usia masih bisa bermain di tim Arema U-19, hal itu yang kami gunakan,” ujar pelatih Arema U-19, Noordin Bastian.
"Selebihnya kami menggunakan kelompok usia di bawahnya, atau di atas U-17 yang sebelumnya ikut Piala Suratin," kata Noordin.
Dihapuskannya kompetisi U-21 sejatinya merupakan dilema bagi tim-tim junior milik Arema FC. Sebab, mereka sudah mempersiapkan target jangka panjang yang terukur dan disesuaikan dengan tim U-21.
Musim lalu, skuat Arema U-21 rata-rata dihuni oleh pemain yang baru menginjak usia 19-20 tahun.
“Kalau boleh memilih, kami seharusnya bisa memakai U-20, tetapi karena regulasi, ya akhirnya tidak bisa dan banyak pemain yang menganggur,” ucap Bastian.
Harus diakui, tidak semua tim seperti Semen Padang atau Arema yang telah membentuk skuat U-19. Ada juga seperti Persiba Balikpapan, yang bahkan baru mencari pelatih.
"Pendaftaran sudah kami buka jauh hari sebelumnya dan kami tutup sejak Senin (10/4/2017)," kata Manajer Persiba Balikpapan, Bambang Suhendro.
Baca Juga:
"Setelah pelatih ditentukan, baru kami mulai membentuk tim dengan cara mengadakan seleksi secara berjalan. Yang jelas, kami upayakan pemain lokal Balikpapan," ucapnya.
Kondisi serupa terjadi pada Persegres Gresik United. Setelah menunjuk Reza Dwi Putra sebagai Direktur Teknik, Munir Khan (manajer), dan Puji Handoko (pelatih kepala), manajemen Kebo Giras baru akan melakukan seleksi pada Jumat (14/4/2017).
Persegres rupanya sudah punya strategi seleksi sendiri.
"Kami sudah mengantungi 60 nama yang ikut dalam seleksi timnas U-19 dan akan menghubungi mereka. Dari 60 nama itu akan dikerucutkan menjadi 25 nama dan masih mungkin ditambah dengan pemain-pemain muda lain di luar daftar tersebut," ujar Reza.