Luis Milla Berharap Ada Banyak Pelatih Bagus untuk Anak-anak!

By Minggu, 14 Mei 2017 | 06:01 WIB
Pelatih tim nasional Indonesia, Luis Milla, berpose usai menerima wawancara JUARA dan Kompas.com di Hotel Yasmin, Karawaci, Senin (8/5/2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/JUARA)

Pelatih timnas Indonesia senior dan U-22, Luis Milla, sempat menjadi sorotan pekan lalu. Hal ini tak lepas dari wawancara eks gelandang Barcelona dan Real Madrid itu dengan media Negeri Matador, Diario de Teruel, sebagaimana dimuat di situs Diariodeteruel.es.

Penulis: Andrew Sihombing

Dalam wawancara itu, Luis Milla disebut menyamakan level tim-tim top di kasta teratas kompetisi Indonesia dengan klub Segunda A yang merupakan kasta kedua di Liga Spanyol, sementara yang bukan klub top Indonesia, menurut Milla, setara dengan level Segunda B alias level ketiga di Negeri Matador.

Hanya, menurut Bayu Teguh, penterjemah Milla selama di Indonesia, wawancara itu mungkin dilepaskan dari konteksnya.

"Milla bukan berbicara soal kualitas, melainkan struktur sepak bola di Indonesia," katanya di sela wawancara eksklusif BOLA dengan Milla pada awal pekan ini.

Dalam wawancara dengan Diario de Teruel, Milla menyebut kelemahan Indonesia dalam hal pembinaan usia dini. Sang pelatih menyoroti ketiadaan kompetisi bagi anak usia lima hingga tujuh tahun serta penanganan yang baik bagi pemain pada umur tersebut seperti di negaranya.

Tapi, di mata Milla, bal-balan Indonesia bukannya tak punya harapan lagi. Ada satu hal penting yang menurutnya krusial untuk dilakukan.

"Indonesia adalah negara dengan sepak bola yang masih bisa berkembang. Masih banyak hal yang mesti diperbaiki. Yang ingin saya tekankan adalah soal pelatih bagus untuk melatih anak-anak. Hal ini yang harus diperbanyak," ucapnya kepada BOLA.

Mengembangkan

Peningkatan kualitas pelatih memang menjadi salah satu fokus PSSI tahun ini. Direncanakan ada 16 kursus kepelatihan, mulai dari level C AFC hingga instruktur, yang rencananya digeber sepanjang tahun.

Masalahnya saat ini adalah bagaimana merangsang pelatih yang sudah menerima pembaruan ilmu tersebut mau berkarya di level usia dini. Selain urusan gaji, pelatih yang sudah memiliki lisensi lebih tinggi pun tentunya ingin lebih mengembangkan karier.

Hal terakhir ini misalnya disampaikan oleh Indriyanto Nugroho, eks penyerang timnas Indonesia yang sudah menjalani kursus lisensi B AFC pada Maret 2017.

Baca Juga:

"Lisensi C AFC memang diperuntukkan melatih anak-anak, sementara B AFC mesti ada peningkatan ke usia sampai 18 tahun atau menukangi klub Liga 2," tutur Milla.

"Saya memang memulai karier pelatih di SSB, tapi di sisi lain juga harus mengembangkan apa yang saya dapatkan di kursus lisensi B," katanya lagi beberapa waktu lalu.

Uji Coba U-16

Sementara itu, Direktur Media dan Hubungan Internasional PSSI, Hanif Thamrin, menyebut timnas U-16 dipastikan segera menjalani partai persahabatan internasional. Agenda pertama adalah turnamen segitiga di Vietnam.

"Awalnya, PSSI mengundang Vietnam dan Myanmar untuk berlaga di sini. Tapi, tidak jadi karena Vietnam sudah lebih dulu mengatur jadwal pertandingan kandang melawan Myanmar," kata Hanif.

"Jadinya ajang ini akan dilangsungkan di Vietnam. Segala sesuatunya memang masih dalam pembicaraan lebih lanjut, tapi rencananya berlangsung sebelum 18 Mei 2017," ucapnya.

Pengaturan ini dikarenakan Indonesia U-16 asuhan Fakhri Husaini juga sudah dijadwalkan menghadapi Filipina di Sleman pada 21 Mei 2017.

"Idealnya ada tiga-empat hari istirahat sebelum timnas bermain melawan Filipina. Selain itu, Indonesia U-16 juga akan menjamu Singapura antara 7-10 Juni 2017," ucap Hanif.