Atalanta Siap Mengancam Eropa

By Kamis, 18 Mei 2017 | 12:38 WIB
Reaksi kapten Atalanta, Alejandro Gomez, setelah menciptakan gol ke gawang Pescara dalam laga Serie A di Stadion Atleti Azzurri d'Italia, Bergamo, 19 Maret 2017. (MARCO LUZZANI/GETTY IMAGES)

Atalanta mencetak sejarah. Untuk kali pertama sejak pencapaian di musim 1988/89, klub bernama lengkap Atalanta Bergamasca Calcio itu lolos ke kompetisi Eropa. Hasil imbang 1-1 dengan AC Milan di kandang pada Sabtu (13/5) sudah cukup untuk mengamankan posisi Atalanta di zona Liga Europa. 

Penulis: Riemantono Harsojo

Pada pekan ke-36, Atalanta berada di peringkat lima dengan 66 poin. Tim Biru-Hitam tidak mungkin disalip tim-tim yang sekarang berada di luar zona Liga Europa atau peringkat empat sampai enam.

Tim peringkat tujuh Fiorentina mengoleksi 59 poin. Milan yang berada di peringkat enam meraih 60 poin. Setelah mencetak sejarah, Atalanta bertekad untuk tampil hebat di Liga Europa musim depan.

“Kami ingin mencatat prestasi bagus pada musim depan dan membuat kesan bagus di Eropa,” kata pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, setelah pertandingan melawan Milan kepada Mediaset Premium.

Klub yang bermarkas di Kota Bergamo ini tidak mau hanya menjadi tim pelengkap di Liga Europa 2017/18. Pasukan Gasperini ingin berprestasi hebat seperti para senior mereka.

 

Klub yang berdiri pada tahun 1907 ini baru empat kali tampil di kejuaraan antarklub Eropa. Semusim setelah menjadi kampiun Coppa Italia 1962/63, Atalanta langsung tersingkir di babak pertama Piala Winner.

Bukan prestasi yang mengesankan. Namun, ketika tampil kembali di Piala Winner pada 1987/88, setelah semusim sebelumnya dikalahkan juara Serie A Napoli dalam final Coppa Italia, Atalanta asuhan Emiliano Mondonico mampu menembus babak semifinal.

Saat itu usaha Glenn Peter Stromberg, Oliviero Garlini cs. untuk masuk final digagalkan oleh klub Belgia, Mechelen, yang kemudian menjadi kampiun. Yang menarik, saat itu tim Biru-Hitam sedang bermain di Serie B.

Pada musim 1990/91, Atalanta bersinar lagi di Eropa. Di bawah asuhan pelatih Bruno Giorgi, Claudio Caniggia cs. menembus delapan besar Piala UEFA. Langkah tim untuk mencapai semifinal dihentikan oleh Inter.